DASI
One day three problems
Pertanyaan dari
Keluarga dasi : kang santri dasi
Tema : sholat jum'at
Judul : mendirikan sholat dengan pakaian basah
Deskripsi masalah
Tadi si A berangkat sholat jum'at naik sepeda ontel cuaca cerah, panas. tapi di tengah perjalanan, mendadak hujan turun deras dan si A pun basah kuyup. Mau pulang ganti baju udah gak mungkin, waktunya mepet.
Pertanyaan :
1. Sah kah sholat jum'at si A td yg dlm ke'adaan basah kuyup?
Menu makan sore
Pukul:14:30-16:30 WIB
Ahad, 06 agustus 2017
_________________menudasi__________________
Dasi Cah Angon:
Tetep sah, jika pakaian dan badanya
Selagi tidak ada indikasi terdapat najis.
Rosululloh pernah sholat ditempat yg basah,berair karena atap masjid bocor disaat hujan.
Dalam Shahih Bukhari 2/80, maktabah syamilah :
حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ يَحْيَى عَنْ أَبِي سَلَمَةَ قَالَ سَأَلْتُ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ فَقَالَ جَاءَتْ سَحَابَةٌ فَمَطَرَتْ حَتَّى سَالَ السَّقْفُ وَكَانَ مِنْ جَرِيدِ النَّخْلِ فَأُقِيمَتْ الصَّلَاةُ فَرَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْجُدُ فِي الْمَاءِ وَالطِّينِ حَتَّى رَأَيْتُ أَثَرَ الطِّينِ فِي جَبْهَتِهِ
Dari Yahya dari Abu Salamah berkata,"Aku bertanya kepada Abu Sa’id Al Khudri". Ia lalu menjawab, “Pada suatu hari ada banyak awan lalu turun hujan lebat hingga atap Masjid menjadi bocor oleh air hujan. Waktu itu atap masih terbuat dari daun pohon kurma. Ketika shalat dilaksanakan, aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sujud di atas air dan lumpur hingga tampak sisa tanah becek pada dahi beliau.”
Mbah nyo :
وَشَرَائِطُ الصَّلَاة قَبْلَ الدُّخُول فِيهَا خَمْسَةُ أَشْيَاءَ طَهَارَةُ الأَعْضَاءِ مِنَ الحَدَثِ وَالنَّجَسِ وَسِتْرُ العَوْرَةِ بِلِبَاسٍ طَاهِرٍ وَالْوُقُوفُ عَلَى مَكَانٍ طَاهِرٍ وَالْعِلْمُ بِدُخُولِ الْوَقْتِ وَاسْتِقْبَالُ الْقِبْلَةِ (ابو الشجاع، الغاية والتقريب، بيروت-عالم الكتب ، ص. 8)
“Dan syarat-syarat salat sebelum masuk di dalamnya ada lima yaitu sucinya anggota badan dari hadats dan najis, menutup aurat dng baju yg suci, wuquf di atas tempat yg suci, mengetahui waktu masuknya shalat, dan menghadap kiblat”. (Abu asy-Syuja`, al-Ghayah wa at-Taqrib, Bairut-‘Alam al-Kutub, h. 8)
Dasi Afid :
Nderek langkung....titip sekedik..menawi saget manfaati
setiap air yang turun dari langit atau nyumber dari bumi semuanya suci dan menyucikan walaupun berwarna tidak seperti biasanya misal berwarna merah atau hitam, baik tawar maupun asin, ataupun berbau wangi :
.المياه التي يجوز أى يصح التطهير بها سبع مياه__ويجمع هذه السبعة قولك ما نزل من السماء أو نبع من الأرض على أي صفة كانت من أصل الخلقة، أى حال كونه على أي صفة كانت من طعم ككونه حلوا أو ملحا أو لون ككونه أبيض أو أسود أو أحمر أو ريح كأن يكون له رائحة طيبة. الباجوري ١/٢٥-٢٨
Dalam ibarot di atas itu jika memang benar air, sehingga sesuai dengan pertanyaan. Tapi jika memang benar-benar darah yang turun bagaimana hukumnya ? Bagaimana denga ibarat di fathul qorib yang lafadznya " yajma'uha qouluka ma nazala minas sama' wa ma naba'a minal ardh ala ayyi shifatin kanat min asli khilqoh " kalau tidak salah begitu redaksinya... Ala ayyi shifatin kanat min ashlil khilqoh bukannya mncakup apapun wujudnya yang turun dari langit dan yang bersumber dari bumi ?.
Kalau nyata-nyata berupa darah maka tidak menyucikan, ibaroh di fathul qorib itu menerangkan kalau yang turun berupa air.
المغني لابن قدامة
وقال القاضي : هذا احتراز من المتغير بالتراب ; لأنه يصفو عنه ، ويزايل اسمه اسمه . وقد دلت هذه المسألة على أحكام منها إباحة الطهارة بكل ماء موصوف بهذه الصفة التي ذكرها ، على أي صفة كان من أصل الخلقة ، من الحرارة والبرودة ، والعذوبة والملوحة ، نزل من السماء ، أو نبع من الأرض ، في بحر أو نهر أو بئر أو غدير ، أو غير ذلك
Yang turun dari langit atau yang bersumber dari bumi itu harus berupa air, meski dengan sifat yang berbeda-beda.
والله أعلم
Kesimpulan
Sholatnya tetap sah selama tdk terkontaminasi dg najis ainiyah
Sumber By. Dasi on WA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar