Kamis, 28 September 2017

MENARUH HP/BENDA LAIN DIATAS ALQURAN ATAU KITAB SALAF

_*MENU DASI*_
_*one day three problems*_


Pertanyaan dari:
Keluarga DASI:Fina
tema:
Judul:


bagaimana hukum menaruh hp di atas kitab salaf, soalnya ini sering ditemukan n sering terjadi,

_*disajikan pada*_:
Kamis, 28 september 2017
Pukul: 09.30-11.30 wib
*DASI*
Dasi Diah:
 Kalau menurut saya gak boleh , karena di kitab tersebut ada tulisan arabnya
, dan itu tidak sopan
 Maskipun di situ ada aplikasinya emang sering di Buka tuh aplikasi , kan di hp juga banyak aplikasi yang lain jadi lebih sopan hp nya di taruh di bawahnya atau di sampingnya
 Sekarang gini ya di kitab itu kan pasti ada hadist rasulullah atau asma allah masak kita merendahkan beliau kan lebih sopannya lagi  di bawahnya
Lembaran kitab jatuh aja gak boleh apalagi di  tumpangi hp

Dasi Kg Jirin:
Maksudnya tidak boleh,sebab yg demikian itu su,ul adab.

Hamba Allah
Inshaa Allah Jawabanya Ada d Kitab Taklim bab memulyakan ilmu., Fasal 4 klo ga salah
🙄Tp d Situ ga d Jelaskan Hukum'a kayak'a

 Dasi Kg Jirin:
 FASAL IV
MENGAGUNGKAN ILMU DAN AHLI ILMU
Mengagungkan ilmu
اعلم أن طالب العلم لا ينال العلم ولا ينتفع به إلا بتعظيم العلم وأهله، وتعظيم الأستاذ وتوقيره.

Penting diketahui, Seorang pelajar tidak akan memperoleh kesuksesan ilmu dan tidak pula ilmunya dapat bermanfaat, selain jika mau mengagungkan ilmu itu sendiri, ahli ilmu, dan menghormati keagungan gurunya.

قيل: ما وصل من وصل إلا بالحرمة، وما سقط من سقط إلا بترك الحرمة. وقيل: الحرمة خير من الطاعة، ألا ترى أن الإنسان لا يكفر بالمعصية، وإنما يكفر باستخفافها، وبترك الحرمة. ومن تعظيم العلم تعظيم الأستاذ

Ada dikatakan : “ *Dapatnya orang mencapai sesuatu hanya karena mengagungkan sesuatu itu,dan gagalnya pula karena tidak mau mengagungkanny.*  “Tidaklah anda telah tahu, manusia tidak menjadi kafir karena maksiatnya, tapi jadi kafir lantaran tidak mengagungkan Allah.

Ta'limul muta'alim.
Memulyakan Kitab

ومن تعظيم العلم: تعظيم الكتاب، فينبغى لطالب العلم أن لا يأخذ الكتاب إلا بطهارة. وحكىعن الشيخ شمس الأئمة الحلوانى رحمه الله تعالى أنه قال: إنما نلت هذا العلم بالتعظيم، فإنى ما أخذت الكاغد إلا بطهارة. والشيخ الإمام شمس الأئمة السرخسى كان مبطونا فى ليلة، وكان يكرر، وتوضأ فى تلك الليلة سبع عشرة مرة لأنه كان لا يكرر إلا بالطهارة، وهذا لأن العلم نور والوضوء نور فيزداد نور العلم به.

Termasuk arti mengagungkan ilmu, yaitu memulyakan kitab, karena itu, sebaiknya pelajar jika mengambil kitabnya itu selalu dalam keadaan suci. Hikayat, bahwa Syaikhul islam Syamsul Aimmah Al-Khulwaniy pernah berkata : “Hanya saya dapati ilmu ilmuku ini adalah dengan mengagungkan. Sungguh, saya mengambil kertas belajarku selalu dalam keadaan suci. Syaikhul Imam Syamsul Aimmah As-sarkhasiy pada suatu malam mengulang kembali pelajaran-pelajarnnya yang terdahulu, kebetulan terkena sakit perut. Jadi sering kentut. Untuk itu ia melakukan 17 kali berwudlu dalam satu malam tersebut, karena mempertahankan supaya belajar dalam keadaan suci. Demikianlah sebab ilmu itu cahaya, wudlupun cahaya. Dan cahaya ilmu akan semakin cemerlang bila di barengi cahaya berwudlu.

ومن التعظيم الواجب للعالم أن لا يمد الرجل إلى الكتاب ويضع كتاب التفسير فوق سائر الكتب [تعظيما] ولا يضع شيئا آخر على الكتاب.

Termasuk memulykan yang harus dilakukan, hendaknya jangan membentangkan kaki kearah kitab. Kitab tafsir letaknya diatas kitab-kitab lain, *dan jangan sampai menaruh sesuatu diatas kitab.*

وكان أستاذنا الشيخ برهان الدين رحمه الله تعالى يحكى عن شيخ من المشايخ: أن فقيها كان وضع المحبرة على الكتاب، فقال له [بالفارسية]: برنيايى

Guru kita Burhanuddin pernah membawakan cerita dri seorang ulama yang mengtakan ada seoranag ahli fikih *meletakan botol tinta di atas kitab. Ulama itu sraya berkata : “Tidak bermanfaat ilmumu.*

وكان أستاذنا القاضى الإمام الأجل فخر الدين المعروف بقاضى خان رحمه الله تعالى يقول: إن يرد بذلك الاستخفاف فلا بأس بذلك والأولى أن يحترز عنه.

Guru kita Qodli Fakhrul Islam yang termasyur dengan Qodli Khan pernah berkata: “Kalau yang demikian itu tidak dimaksud meremehkan, maka tidak mengapalah. Namun lebih baiknya disingkiri saja.”

Dasi Diah:
 Imam Al-Baihaqiy rahimahullah berkata:

” وَمِنْهَا : أَنْ لَا يُحْمَلَ عَلَى الْمُصْحَفِ كِتَابٌ آخَرُ ، وَلَا ثَوْبٌ ، وَلَا شَيْءٌ ؛ إِلَّا أَنْ يَكُونَ مُصْحَفَانِ ، فَيُوضَعَ أَحَدُهُمَا فَوْقَ الْآخَرِ : فَيَجُوزُ “

“Dan di antaranya (yakni etika-etika terhadap Alquran; -penj.), adalah:

Tidak meletakkan di atas Alquran, buku yang lainnya, atau kain/pakaian atau apapun, kecuali ada dua Mushaf yang diletakkan di atas yang lainnya”.

Artinya, kita tidak boleh meletakkan sesuatu apapun di atas Mushaf. Tidak boleh menaruh buku yang lainnya, atau peci, handphone, jam tangan, pensil dan lain-lain. Tidak boleh juga menaruh apapun di atas kitab-kitab agama Islam lainnya. Adalah dibolehkan bagi kita menumpuk satu Mushaf di atas Mushaf lainnya. Seandainya kita akan menumpuk Alquran dengan kitab-kitab Islam lainnya, maka letakkan Alquran di tumpukan paling atas.

Wallahu ta’ala a’lam.

*kesimpulan*

*Sama hal nya tidak memulyakan ilmu(suul adab) meletakan sesuatu diatas alquran/kitab salaf yg dipelajari*

Sumber by dasi on wa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kewajiban Qodlo sholat dalam perjalanan / sholat lihurmatil wakti

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokaatuh. Deskripsi Masalah : Pada suatu ketika saya dari surabaya berangkat jam 19:00 dan sampai ke J...