HUKUM SESAJEN
DASI
one day three problems
Pertanyaan dari
Keluarga dasi : kholisoh
Tema:
Judul:
Deskripsi masalah
Di daerah sya ketika ada acara pernikahan/khitanan istilahnya (ewoh) masyarakat masih menggunakan sesajen.yang katanya bisa menolak mara bahaya.
#Pertanyaan :
1.bagaimana hukumnya mempercayai dan menggunakan sesajen tersebut sedangkan sudah menjadi tradisi masyarakat?
2.bagaimana hukum memakan makanan yg terdapat pada sesajen tersebut ?
Menu makan siang
Pukul:09:30-11:30 wib
Senin, 07 agustus 2017
DASI
______________________menudasi____________________
Diskusi 👇
Presiden Ludruk🤓:
Sesajen hanya untuk keperluan mengalihkan perhatian barang lelembut. Ibarat
menyediakan makanan. [Amit nyuwun sewu ben gak diganggu.]
Agar tidak mengambil barang maupun uang hasil ewuh. Khitanan, nikahan.
[Perhatian Barang lelembut tersebut dialihkan pada sesajen/makanan yang disediakan tersebut.]
Dasi Cah Angon:
Haram hukumnya membuat sesajen di jika di dalamnya ada nilai tabdzir maal (menyia-nyiakan harta benda).
وعبارتها:
- (الباجوري عل فتح القريب في باب الحجر) /أحكام الفقهاء ص 96
(والمبذر لماله) من التبذير وهو السرف مترادفان على صرف المال في غير مصارفه كما يقتضيه كلام الغزالي ويوافقه قول غيره ما لا يقتضي محمدة عاجلا ولا أجرا آجلا
- قال الله تبارك وتعالى : {إن المبذرين كانوا إخوان الشياطين}
Unyil Yusro':
Tergantung niate..
Misal Makna dari sesaji/ sesajen tersebut agar diberikan kelancaran dari awal hingga selesai.. acaranya..
Dasi Abdullah Nasihin :
Hukumnya Tafshil :
1.Haram, jika tujuannya untuk mendekatkan diri (taqarrub ) pada jin,
2.Boleh, jika hanya bertujuan bersedekah untuk mendekatkan diri pada Alloh (taqarrub ilallah), selama tidak dilakukan dengan menyia-akan harta benda.
مسألة -ث : العادة المطردة فى بعض البلاد لدفع شر الجن من وضع طعام أو نحوه فى الأبيار أو الزرع وقت حصاده وفى كل مكان يظن أنه مأوى الجن وكذلك إيقاد السرج فى محل ادخار نحو الأرز الى سبعة أيام من يوم الإدخار ونحو ذلك كل ذلك حرام حيث قصد به التقرب إلى الجن بل إن قصد التعظيم والعبادة له كان ذلك كفرا-والعياذ بالله- قياسا على الذبح للأصنام المنصوص فى كتبهم.
وأما مجرد التصدق بنية التقرب إلى الله ليدفع شر ذلك الجن فجائز ما لم يكن فيه إضاعة مال مثل الإيقاظ المذكور انفا, فإن ذلك ليس هو التصدق المحمود شرعا كما صرحوا أن الإيقاد أمام مصلى التراويح وفوق جبل أحد بدعة.
قلت : حتى إن مجرد التصدق بنية التقرب إلى الله لا ينبغى فعله فى خصوص تلك الأماكن لئلا يوهم العوام ما لا يجوز إعتقاده.
“Tradisi yang sudah mengakar di sebagian masyarakat yang menyajikan makanan dan semacamnya kemudian diletakkan di dekat sumur atau tanaman yang hendak dipanen dan ditempat-tempat lain yang dianggap tempatnya jin, serta tradisi lain seperti menyalakan beberapa lampu di tempat penyimpanan padi selama tujuh hari yang dimulai dari hari pertama menyimpan padi tersebut, begitu pula tradisi-tradisi lain seperti dua contoh di atas itu hukumnya haram jika memang bertujuan mendekatkan diri kepada jin. Bahkan bisa menyebabkan kekafiran ( murtad ) jika disertai tujuan pemuliaan dan wujud pengabdian. Keputusan hukum ini diqiyaskan dengan hukum penyembelihan hewan yang dipersembahkan untuk berhala yang disebutkan oleh fuqaha dalam kitab-kitab mereka.
Adapun jika sekedar bersedekah dengan tujuan mendekatkan diri pada Allah untuk menghindarkan diri dari kejahatan yang dilakukan oleh jin tersebut maka diperbolehkan selama tidak dengan cara menyia-nyiakan harta benda, seperti tradisi menyalakan lampu yang baru saja disebutkan. Karena hal tersebut tidak termasuk dalam sedekah yang terpuji dalam pandangan syari'at, Sebagaimana ulama menjelaskan bahwa menyalakan lampu di depan tempat shalat tarawih dan di atas gunung arafah itu dikategorikan bid'ah.
Saya berkata : Bahkan sekedar bersedekah dengan niat mendekatkan diri pada Allah pun tidak pantas dilakukan di tempat-tempat ditempat-tempat tersebut, agar orang awam tidak salah faham,lalu meyakini hal yang tidak seharusnya diyakini .” (Bulghatut Thullab hlm. 90/91)
Haram hukumnya membuat sesajen jika di dalamnya ada nilai tabdzir maal (menyia-nyiakan harta benda).
وعبارتها:
- (الباجوري عل فتح القريب في باب الحجر) /أحكام الفقهاء ص 96
(والمبذر لماله) من التبذير وهو السرف مترادفان على صرف المال في غير مصارفه كما يقتضيه كلام الغزالي ويوافقه قول غيره ما لا يقتضي محمدة عاجلا ولا أجرا آجلا
- قال الله تبارك وتعالى : {إن المبذرين كانوا إخوان الشياطين}
Dasi Cah Angon:
Kbanyakan sesajen niku mentasarufkan harta/benda seperti makanan tidak pada tempat pentasarufanya.
Jika berupa mkanan yg bisa dibagikan untuk dimakan boleh.
Hanya saja disitu harus ada niat dan tujuan yg benar dalam pembuatan sesajen.
Ktika ada tujuan yg tidak bnar,dan memubadzirkan mkanan,mka hukumnya haram.
Pandangan saya mengenai sesajen adalah selagi tidak memubadzirkan makanan dan niat yg salah maka boleh.
Tpi sebenarnya hal ini bisa memicu orang awam ikut membuat sesajen tanpa mengetahui niat dan tujuanya,ahirnya hanya taklid buta.
Dalam hal ini perlu kehati hatian,sebab amaliyah ini jika tidak hati2 bisa mnimbulkan kefatalan yaitu syirik.
Kesimpulan
Apabila sesajen berupa makanan/harta benda, selesai acara dimakan bersama. Kepentingan bersama. Dengan tujuan bersedekah. Tolak balak. Mendekatkan diri kepada allah swt. Hukumnya Boleh.
Dan apabila sesajen hanya untuk kebutuhan yang tidak Benar, Didalamnya mengandung nilai [Tabdzir maal] Menyia-nyiakan Harta benda Hukumnya Haram.
Sumber by. Dasi on WA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar