Melayani dengan SAKINAH Solutif Amanah Komitmen Informatif Netral Aman Handal
Rabu, 19 April 2017
FIQIH ZAKAT
Pertanyaan dari =>
Keluarga Dasi : ning santri dasi
Thema:
Judul:zakat
Deskripsi masalah :
di desa2 sering terjadi setelah panen padi mengeluarkan petatan (zakat) dalam bentuk bukan padi
Pertanyaan :
bagaimana mengeluarkan zakat padi dengan uang?
Menu makan malam
Pukul 20:00-22:00 WIB
Senin, 17 April 2017
(DASI)
PRESIDEN LUDRUK
Tidak jadi masalah. Sebab itu masuk zakat mal. Kalau zakat fitrah wajib berupa makanan pokok. Seperti padi maupun gandum dll.untuk zakat mal ukuran yang disodorkan 10% dari hasil panen padi tersebut. Entah itu dirupakan pakaian,makanan, uang, dll
Catatan. Anda harus cerdas dalam
menempatkan sesuatu pada tempatnya pemberian zakat2 tersebut. (Kepada yang berhak)
Terkadang setiap daerah memiliki adat berbeda. Misalkan. Zakat mal dirupakan bentuk seperti acara sedekah bumi atau desa, pengajian umum. Syukuran desa, do'a bersama. Kenduri, selametan,berkah wa berkatan😬
IKSINA
Biasane biyen itungane 10 banding 1.
Bukan persen tp welasan lek ngarani. Sepuloh gae petani siji gae sing nrimo. Yo gpp diganti duit asal podo jumlah e.
KangBarir:
ﺍﻟﻤﺠﻤﻮﻉ - ﻣﺤﻴﻰ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ - ﺝ - ٥ ﺍﻟﺼﻔﺤﺔ ٤٢٩ :
ﻓﺮﻉ: ﻗﺪ ﺫﻛﺮﻧﺎ ﺃﻥ ﻣﺬﻫﺒﻨﺎ ﺍﻧﻪ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﺍﺧﺮﺍﺝ ﺍﻟﻘﻴﻤﺔ ﻓﻲ ﺷﺊ ﻣﻦ ﺍﻟﺰﻛﻮﺍﺕ
PRESIDEN LUDRUK
Misalkam saya panen padi dapat 10 karung. Yang 1 karung dizakat malkan entah dirupakan uang,pakaian,makanan dll.
Lebih mudahnya.
Saya panen padi. Panenan tersebut saya jual semua dapat uang 10juta.
Potong 100ribu buat zakat mal. Kalau Lebih dari jumlah tersebut malah lebih bagus.
IKSINA
Itungane gae takeran. Terserah sak pethuk e, timbangan po karung po liyane. Dadi totale coro panene 11 karung. Pembagian e 10 gae petani 1 gae penerima. Tp mboh liyane desoku mungkin bedo.
KangBarir:
وقال ق.ل.اما اخراج الفلوس فإني أعتقد بجوازه ولكنه مخالف لمذهب الشافعي اه
MBH SINYOO
: Menurut Madzhab Syafi’i, zakat padi tidak bileh ditunaikan dalam bentuk uang. Sedangkan menurut madzhab Hanafi, semua zakat harta, termasuk zakat tanaman, boleh ditunaikan dalam bentuk uang yang seniali dengan harta zakat yang harus di keluarkan, bukan 10 % dari harga jual.
Contoh: Hasil panen 1500 kg, laku terjual Rp 1.400.000. Harga pasar per 100 kg Rp 100.000. Menurut Madzhab Syafi’i, zakat yang semestinya di keluarkan adalah 150 kg, (= 10 % x 1500 kg). Menurut Madzhab Hanafi dapat juga di tunaikan dalam bentuk uang Rp 150.000. (setara dengan harga pasar 150 kg), bukan 10% dari harga jual (1.400.000).
Adapaun kacang hijau wajib di zakati, nishobnya 780.036. Kg. Demikian juga kedelai dan nishobnya
Hasyiyah Rodddul Mukhtar. Juz. Ll Hal. 285 – 286.
Anas radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu pernah menulis surat kepadanya (tentang aturan zakat) sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya shallallaahu ‘alaihi wa sallam, yaitu,
مَنْ بَلَغَتْ عِنْدَهُ مِنْ الْإِبِلِ صَدَقَةُ الْجَذَعَةِ وَلَيْسَتْ عِنْدَهُ جَذَعَةٌ وَعِنْدَهُ حِقَّةٌ فَإِنَّهَا تُقْبَلُ مِنْهُ الْحِقَّةُ وَيَجْعَلُ مَعَهَا شَاتَيْنِ إِنْ اسْتَيْسَرَتَا لَهُ أَوْ عِشْرِينَ دِرْهَمًا وَمَنْ بَلَغَتْ عِنْدَهُ صَدَقَةُ الْحِقَّةِ وَلَيْسَتْ عِنْدَهُ الْحِقَّةُ وَعِنْدَهُ الْجَذَعَةُ فَإِنَّهَا تُقْبَلُ مِنْهُ الْجَذَعَةُ وَيُعْطِيهِ الْمُصَدِّقُ عِشْرِينَ دِرْهَمًا أَوْ شَاتَيْنِ وَمَنْ بَلَغَتْ عِنْدَهُ صَدَقَةُ الْحِقَّةِ وَلَيْسَتْ عِنْدَهُ إِلَّا بِنْتُ لَبُونٍ فَإِنَّهَا تُقْبَلُ مِنْهُ بِنْتُ لَبُونٍ وَيُعْطِي شَاتَيْنِ أَوْ عِشْرِينَ دِرْهَمًا وَمَنْ بَلَغَتْ صَدَقَتُهُ بِنْتَ لَبُونٍ وَعِنْدَهُ حِقَّةٌ فَإِنَّهَا تُقْبَلُ مِنْهُ الْحِقَّةُ وَيُعْطِيهِ الْمُصَدِّقُ عِشْرِينَ دِرْهَمًا أَوْ شَاتَيْنِ وَمَنْ بَلَغَتْ صَدَقَتُهُ بِنْتَ لَبُونٍ وَلَيْسَتْ عِنْدَهُ وَعِنْدَهُ بِنْتُ مَخَاضٍ فَإِنَّهَا تُقْبَلُ مِنْهُ بِنْتُ مَخَاضٍ وَيُعْطِي مَعَهَا عِشْرِينَ دِرْهَمًا أَوْ شَاتَيْنِ
“Barangsiapa yang memiliki unta dan terkena kewajiban zakat jadza’ah (unta betina berumur 4 tahun) sedangkan dia tidak memiliki jadza’ah dan yang dia miliki hanya hiqqoh (unta betina berumur 3 tahun); maka dibolehkan dia mengeluarkan hiqqah sebagai zakat, namun dia harus menyerahkan pula bersamanya dua ekor kambing atau dua puluh dirham. Dan barangsiapa yang telah terkena kewajiban zakat hiqqoh sedangkan dia tidak memiliki hiqqoh namun dia memiliki jadza’ah; maka diterima zakat darinya berupa jadza’ah dan dia diberi dua puluh dirham atau dua ekor kambing. Dan barangsiapa telah terkena kewajiban zakat hiqqoh namun dia tidak memilikinya kecuali bintu labun (unta berumur 2 tahun); maka diterima zakat darinya berupa bintu labun, namun dia wajib menyerahkan bersamanya dua ekor kambing atau dua puluh dirham. Dan barangsiapa telah sampai kepadanya kewajiban zakat bintu labun dan dia hanya memiliki hiqqoh; maka diterima zakat darinya berupa hiqqah dan dia menerima dua puluh dirham atau dua ekor kambing. Dan barangsiapa yang telah terkena kewajiban zakat bintu labun sedangkan dia tidak memilikinya kecuali bintu makhod (unta betina berumur 1 tahun); maka diterima zakat darinya berupa bintu makhod, namun dia wajib menyerahkan bersamanya dua puluh dirham atau dua ekor kambing.“ HR. Bukhari no. 1453.
MBH MATHORI
Zakat padi dengan uang terjadi khilaf ulama'.
Menurut madzhab kita (Syafi'iyyah) hukumnya tdk boleh.
Menurut madzhab Hanafi boleh.
Kita bermadzhab Syafi'i, jd tdk boleh zakat tanaman dibayar dg uang.
MBH SINYOO
Tidak boleh, tetap harus dikeluarkan sesuai dengan bentuk yang ditetapkan.
Demikian pendapat Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad dan Daud Azh Zhohiri. Alasannya karena ketentuannya telah demikian.
Yang dijadikan dalil oleh pendapat ulama ini adlh hadits.
Abu Bakr Ash Shiddiq menyebutkan jumlah zakat sesuai yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam perintahkan,
فَإِذَا بَلَغَتْ خَمْسًا وَعِشْرِينَ فَفِيهَا بِنْتُ مَخَاضٍ إِلَى أَنْ تَبْلُغَ خَمْسًا وَثَلاَثِينَ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهَا بِنْتُ مَخَاضٍ فَابْنُ لَبُونٍ
“Jika unta telah mencapai 25-35 ekor, maka ada kewajiban zakat dengan 1 bintu makhodh (unta betina umur 1 tahun). Jika tidak ada bintu makhodh, maka boleh dengan 1 ibnu labun (unta jantan umur 2 tahun).” Jika boleh diganti dengan yang lain yang senilai semacam uang, tentu akan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam jelaskan.
Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata,
فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم زَكَاةَ الْفِطْرِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ ، أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fithri berupa satu sho’ kurma atau satu sho’ gandum.”
Dalam hadits ini juga tidak disebutkan qimah (sesuatu yang senilai dengan kewajiban zakat fithri.) semisal uang. Padahal jika ada hajat hal tersebut pasti dijelaskan. Namun tetap dibatasi hanya pada makanan pokok seperti kurma dan gandum.
[
PRESIDEN LUDRUK
Yang boleh karena sanggupnya dirupakan uang.
Yang tidak boleh, mudah di rupakanbarang, bahan pokok dll.
KangBarir:
المجموع للنووى ج ٥ ص ٤٥٢ مطبعة المنيرية
ـ ( الشَّرْحُ ) إذَا بَاعَ مَالَ الزَّكَاةِ بَعْدَ وُجُوبِهَا فِيهِ سَوَاءٌ كَانَ تَمْرًا أَوْ حَبًّا أَوْ مَاشِيَةً أَوْ نَقْدًا أَوْ غَيْرَهُ قَبْلَ إخْرَاجِهَا فَإِنْ بَاعَ جَمِيعَ الْمَالِ فَهَلْ يَصِحُّ فِي قَدْرِ الزَّكَاةِ يُبْنَى عَلَى الْخِلافِ السَّابِقِ فِي بَابِ زَكَاةِ الْمَوَاشِي
ﺍﻟﻤﺠﻤﻮﻉ - ﻣﺤﻴﻰ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ - ﺝ - ٥ ﺍﻟﺼﻔﺤﺔ ٤٢٩ :
ﻓﺮﻉ: ﻗﺪ ﺫﻛﺮﻧﺎ ﺃﻥ ﻣﺬﻫﺒﻨﺎ ﺍﻧﻪ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﺍﺧﺮﺍﺝ ﺍﻟﻘﻴﻤﺔ ﻓﻲ ﺷﺊ ﻣﻦ ﺍﻟﺰﻛﻮﺍﺕ
SANTRIMBELINK
Jangkepi seng ngulehi nggone mbh barir wau
وأفتى البلقيني بجواز إخراج الزكاة فلوساً عند تعذر الفضة أو كانت معاملتهم بالفلوس، لأنها أنفع للمسلمين وأسهل، وليس فيها غش كما في الفضة المغشوشة، فعند ذلك يتضرر المستحق إذا ردت ولا يجد غيرها ولا بدلاً اهـ. وقال ق ل: أما إخراج الفلوس فإني أعتقد جوازه ولكنه مخالف لمذهب الشافعي
Mgkn sependapag e sama mbh presdir
MBH SINYOO
Pada dasarnya, zakat dikeluarkan dalam bentuk benda yang wajib dizakati. Abu Dawud, Ibnu Majah dan al-Hakim dan dia menshahihkannya meriwayatkan bahwa Nabi shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda kepada Mu'adz bin Jabal r.a. ketika mengutusnya ke Yaman,
خُذِ الْحَبَّ مِنَ الْحَبِّ، وَالشَّاةَ مِنَ الْغَنَمِ، وَالْبَعِيْرَ مِنَ الإِبِلِ، وَالْبَقَرَةَ مِنَ الْبَقَرِ
"Ambillah biji-bijian dari biji-bijian, kambing dari kambing, onta dari onta dan sapi dari sapi".
Menurut para ulama’ ahli fikih dalam mazhab Hanafi dan yang lainnya, diperboplehkan mengeluarkan zakat dalam bentuk nilai sebagai ganti dari barang yang wajib dikeluarkan zakatnya. Adapun penyebutan bentuk benda yang wajib dikeluarkan sebagai zakat dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di atas, adalah bertujuan untuk memberi kemudahan kepada para pemilik harta. Karena, bagi para pemilik suatu jenis harta, akan lebih mudah mengeluarkan zakatnya dalam bentuk jenis harta yang dia miliki. Jadi penyebutan benda-benda tersebut bukan untuk mewajibkan pengeluaran zakat dalam bentuk benda-benda tersebut.
Pendapat ini berdasarkan pada beberapa dalil, diantaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari (secara mu'allaq) dan al-Baihaqi dari Thawus, dia berkata,
قَالَ مُعَاذٌ -رضي الله عنه- لأهْلِ الْيَمَنِ: ائْتُونِي بِعَرْضٍ: ثِيَابٍ خَمِيصٍ أَوْ لَبِيسٍ في الصَّدَقَةِ مَكَانَ الشَّعِيرِ وَالذُّرَةِ؛ أَهْوَنُ عَلَيْكُمْ وَخَيْرٌ لأصْحَابِ النَّبِي -صلى الله عليه وآله وسلم- بِالْمَدِينَ
"Muadz bin Jabal berkata kepada para penduduk Yaman, "Bawalah kemari barang-barang berupa khamîsh (nama pakaian) atau pakaian lainnya sebagai zakat untuk menggantikan gandum dan jagung. Hal itu lebih mudah bagi kalian dan lebih baik bagi para sahabat Rasulullah saw. di Madinah."
Thawus meskipun tidak pernah bertemu Muadz tapi dia mengetahui perihal Muadz, sebagaimana dikatakan oleh Imam Syafi'i. Muadz berpijak pada kemaslahatan fakir miskin dalam menentukan cara pembayaran zakat. Karena, memberikan barang lebih mudah bagi para pemilik harta. Muadz mengambil pilihan lain ketika melihat adanya kemaslahatan bagi masyarakat di dalamnya. Pendapat Muadz itu didasarkan pada kenyataan bahwa ketika itu penduduk Yaman terkenal dengan produksi tekstilnya, sehingga memberikan hasil produk tersebut lebih mudah bagi mereka. Dan dalam satu waktu, produk yang mereka hasilkan dibutuhkan oleh penduduk Madinah.
Hal yang sama pernah dilakukan oleh Umar bin Khattab. Said bin Manshur, dalam kitab as-Sunan, meriwayatkan dari Atha`, dia berkata,
: كان عمر بن الخطاب يأخذ العروض في الصدقة من الدراهم
"Dalam zakat harta, Umar bin Khattab lebih memilih mengambil barang daripada uang dirham."
Pendapat inilah yang kami pilih, karena tujuan terbesar dari zakat adalah memenuhi kebutuhan para fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan. Sehingga, setiap kali zakat yang dikeluarkan lebih dekat dengan kebutuhan orang-orang miskin dan lebih bermanfaat bagi mereka, maka hal itu lebih dapat merealisasikan tujuan zakat dalam Islam.
Dengan demikian dibolehkan mengeluarkan zakat dalam bentuk makanan yang sesuai dengan kebutuhan fakir miskin.
حكم إخراج زكاة المال في صورة عينية
الرقـم المسلسل : 2661 تاريخ الإجابة : 16/02/2004
اطلعنا على الطلب المقيد برقم 159 لسنة 2004م والمتضمن: عن جواز إخراج جزء من الزكاة على هيئة مواد تموينية يحتاجها أي بيت كالأرز والسكر والزيت وخلافه
الـجـــواب : فضيلة الأستاذ الدكتور علي جمعة محمد
الأصل في الزكاة أن تكون من جنس المال الذي تجب فيه، فقد روى أبو داود وابن ماجه والحاكم وصححه: أن النبي -صلى الله عليه وآله وسلم- قال لمعاذ -رضي الله عنه- حين بعثه إلى اليمن: ((خُذِ الْحَبَّ مِنَ الْحَبِّ، وَالشَّاةَ مِنَ الْغَنَمِ، وَالْبَعِيرَ مِنَ الإِبِلِ، وَالْبَقَرَةَ مِنَ الْبَقَرِ)
وعند فقهاء الحنفية وغيرهم أنه يجوز إخراج القيمة بدلا عن العين، وأن تعيين الأجناس في الزكاة إنما كان تسهيلا على أرباب الأموال حيث يسهل على صاحب المال إخراج زكاته من جنس ماله لا أن ذلك إلزام بأخذ الزكاة من جنس المال
واستدلوا على ذلك بما رواه البخاري معلقًا والبيهقي بسنده عن طاوس قال: قَالَ مُعَاذٌ -رضي الله عنه- لأهْلِ الْيَمَنِ: "ائْتُونِي بِعَرْضٍ: ثِيَابٍ خَمِيصٍ أَوْ لَبِيسٍ في الصَّدَقَةِ مَكَانَ الشَّعِيرِ وَالذُّرَةِ؛ أَهْوَنُ عَلَيْكُمْ وَخَيْرٌ لأصْحَابِ النَّبِي -صلى الله عليه وآله وسلم- بِالْمَدِينَة"
وطاوس وإن لم يلق معاذًا فهو عالم بأمر معاذ، -كما قال الإمام الشافعي رضي الله عنه-؛ حيث لم يفهم معاذ -رضي الله عنه- الأمر إلا على جهة المصلحة من باب أن ذلك أيسر على أصحاب الأموال، فعدل عن ذلك عندما رأى المصلحة في غيره، حيث كان أهل اليمن مشهورين بصناعة الثياب ونسجها، وكان دفعها أيسر عليهم مع حاجة أهل المدينة إليها
وكذلك كان يفعل عمر بن الخطاب -رضي الله عنه-؛ فقد روى سعيد بن منصور في سننه عن عطاء قال: كان عمر بن الخطاب يأخذ العروض في الصدقة من الدراهم
وهذا الذي نرجحه؛ فإن المقصود الأعظم من الزكاة هو سد حاجة الفقراء والمحتاجين، وكلما كان جنس المخرج من الزكاة أوفق لحاجة المساكين وأنفع لهم كان ذلك أقرب إلى تحقيق مقصود الزكاة في الإسلام
وبناء على ذلك وفي واقعة السؤال: فإنه يجوز إخراج جزء من الزكاة على هيئة مواد تموينية مناسبة لاحتياج الفقراء والمساكين. والله سبحانه وتعالى أعلم
Catatan. Mengeluarkan zakat mal berupa barang diperbolehkan apabila dipandang bahwa pemberian barang dianggap lebih bermanfaat. Dan pemberiannya disesuaikan dengan kebutuhan penerima zakat.
Kesimpulan
Menurut Syafi'iyah tidak boleh
Menurut Hanafiyah boleh di qimmah atau barang yang lain selagi lebih di butuhkan atau lebih tepat sasaran...(مقاصد الشرعية) kurang lebihnya... Karena apa yang di butuhkan mustahiq itulah yang menentukan.lebih pada kemanfaatannya.
SUMBER BY DASI ON WA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kewajiban Qodlo sholat dalam perjalanan / sholat lihurmatil wakti
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokaatuh. Deskripsi Masalah : Pada suatu ketika saya dari surabaya berangkat jam 19:00 dan sampai ke J...
-
*_Asslamu'alaikum_* *DASI ZONA LAMPUNG* _*One Day One problem*_ Pertanyaa dari : anggota dazolam Tema. : Judul. : najasah ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar