[10/4 20:28] santrimbelink💀: DASI
One Day three Problems
Pertanyaan dari =>
Keluarga Dasi : penghuni pati jaya
Thema :
Judul :
Pertanyaan :
Assalamu'alaikum..
1. Apa hukum membaca
بسم الله الرحمن الرحيم
2. Bagaimana hukum membaca "bismillah" sebelum wudhu. Tp wudhunya dengan air curian ?
Menu makan Malam
Pukul 20:00-22:00 WIB
Senin, 10 April 2017
(DASI)
MBH SINYOOO
Urun No 1.
1. Wajib
Membaca Bissmillah wajib hukumnya pada saat membaca surat Al-Fatihah, karena Bissmillah sudah merupakan ayat pertama dalam surat Al-Fatihah.
2. Sunnah
Membaca Bissmillah sunnah hukumnya jika kita mengucapkannya pada saat mengerjakkan hal-hal yang diperhatikan oleh Rasul. Contoh : Makan, minum, tidur, dll.
3. Makruh
Membaca Bissmillah makruh hukumnya jika kita mengucapkannya pada saat kita beraktivitas seperti contohnya : Masuk kamar mandi, membersihkan kotoran, dan
kegiatan yang sejenisnya.
4. Mubah
Membaca Bissmillah mubah hukumnya jika kita mengucapkannya pada saat mengerjakan hal-hal yang tidak diperhatikan oleh Rasul. Contoh : Pada saat memindahkan benda ketempat asalnya setelah digunakan.
5. Haram
Membaca Bissmillah haram hukumnya ketika kita mengucapkannya pada saat ingin mengerjakan hal-hal yang dilarang oleh Allah. Contoh : Main Judi, Minum-minuman keras, dll.
GUS ONE
Klo dlm bacaan fatihah saat sholat maka wajib karna bismillah termasuk ayat dari surat fatihah klo dlm mengawali sesuatu hukum e sunnah klo didalam kamar mandi dibaca jahr maka haram
MBH NYOOOO
No 2.
Fukus baca bismillahnya.
وجاء في التسمية أحاديث ضعيفة ، وثبت عن أحمد بن حنبل رحمه الله أنه قال : لا أعلم في التسمية في الوضوء حديثاً ثابتاً.
Ada beberapa hadits yang membicarakan tentang tasmiyah (sebelum wudhu), namun hadits-hadits tersebut dho’if. Imam Ahmad pernah mengatakan, “Aku tidak mengetahui ada hadits shahih yang membicarakan tasmiyah ketika wudhu.” (Al Adzkar, 33, cetakan Darut Taqwa).
Fokus Pada Air curiannya.
إِذَا عَادَ التَّحْرِيْمُ إِلَى نَفْسِ اْلعِبَادَةِ أَوْ شَرْطِهَا فَسَدَتْ, وَإِذَا عَادَ إِلَى أَمْرٍ خَارِجٍ لَمْ تَفْسُدْ, وَكَذَلِكَ الْمُعَامَلَةُ
Jika pengharaman berkaitan dengan dzat suatu ibadah atau syaratnya maka ibadah tersebut batal. Dan jika berkaitan dengan perkara di luar dzat dan syaratnya maka ibadah itu tidaklah batal. Demikian pula permasalahan muamalah.
MAKNA KAIDAH
Kaidah ini menjelaskan tentang larangan yang ditujukan terhadap suatu perkara. Para Ulama menjelaskan bahwa larangan terhadap suatu perkara tidak lepas dari tiga keadaan. Pertama, adakalanya larangan itu tertuju kepada dzat perkara tersebut. Kedua, adakalanya larangan itu tertuju kepada syarat sahnya. Ketiga, adakalanya larangan tertuju kepada perkara di luar dzat dan syaratnya.
Dalam hal ini, timbul pertanyaan, sejauh manakah pengaruh suatu larangan terhadap sesuatu yang dilarang dan segala yang berkait dengannya ? Apakah secara otomatis batal atau bagaimana ? Para Ulama menjelaskan bahwa, apabila larangan itu berkaitan dengan dzat suatu perkara atau syarat sahnya, maka dzat atau perkara yang dilarang itu akan batal jika dilakukan. Misal larangan terhadap dzat yaitu puasa pada saat hari raya. Jika puasa ini dilakukan, maka puasa itu batal. Begitu juga jika larangan itu berkait dengan syarat sah suatu perkara, maka perkara itu juga akan batal jika tetap dilakukan, seperti shalat tanpa menutup aurat. Adapun jika berkaitan dengan perkara diluar dzat dan syarat sahnya maka tidak menunjukkan batalnya perkara tersebut.
DALIL YANG MENDASARINYA
Di antara dalil yang mendasari kaidah ini adalah sabda Nabi n dalam hadits ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma :
كُلُّ شَرْطٍ لَيْسَ فِي كِتَابِ اللهِ فَهُوَ بَاطِلٌ وَإِنْ كَانَ مِائَةَ شَرْطٍ
Setiap persyaratan yang tidak (dibenarkan) dalam kitab Allah, maka itu adalah persyaratan yang batal, walaupun sejumlah seratus persyaratan.
Reff.
1. Lihat Talqîhul Afhâm al-‘Aliyyah bi Syarh al-Qawâ’id al-Fiqhiyyah, Syaikh Walid bin Rasyid as-Sa’idan, Kaidah ke-9. Dan al-Ushûl min ‘Ilmi al-Ushûl, Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin, Cet. I, 1424 H, Dar Ibn al-Jauzi, Dammam, Hlm. 29-30.
2. Ini potongan hadits riwayat Imam al-Bukhâri, no. 2047, dan Muslim, no. 1504 dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma.
GUS ONE
Bismillah e kan pada wudhu e mbah bukan pada mencuri e. Wudhu dan mencuri kan 2 perbuatan yg berbeda
NENG ATUN
Urun nmer 1
Ada 4 hukum membaca Basmalah , yakni :
1. Wajib : Membaca Basmalah hukumnya wajib pada permulaan Surat Al-Fatihah,
2. Sunnah : Pada seluruh permulaan surat kecuali pada permulaan Al Fatihah dan permulaan Surat At taubah , Atau sunnah juga membaca Basmalah di tengah2 surat selain kedua surat tersebut (Al Fatihah dan At taubah)
3. Haram : Pada permulaan surat At taubah
4. Mubah : saat ditengah2 surat At taubah, Maksudnya apabila ingin membaca Surat Attaubah dari tengah2, kemudian diawali membaca Basmalah maka hukumnya Mubah atau boleh.
Kitab Terjemah Hidayatus Shibyan
santrimbelink💀:
Pada nomer 2 niku sepaham kulo ngeten
Bagaimana hukum berwudlu dg air curian ngoten mawon
MBH BARIR
: قوله : ( يهتم به ) أي شرعاً بأن لا يكون محرماً لذاته ولا مكروهاً كذلك ، ولا ذكراً محضاً ، ولا جعل الشارع له مبدأ غير البسملة فتحرم على المحرم لذاته كالزنا بخلاف المحرم لغيره كالوضوء بماء مغصوب فتسن وتكره على المكروه لذاته كأكل بصل ونحوه
NENG LINDA
Wudhu nya tetep sah, tapi penggunaan air nya itu haram cara mendapatkannya dengan cara mencuri toh
MBH BARIR
بخلاف المحرم لغيره كالوضوء بماء مغصوب فتسن وتكره على المكروه لذاته كأكل بصل ونحوه
GUS ONE
Mencuri tetap haram tapi gk ada sangkut pautnya dgn perbuatan wudhu
Terlebih lagi syarat sah wudhu
MBH BARIR
أسنى المطالب في شرح روض الطالب - (ج 1 / ص 3)
كُلُّ أَمْرٍ ذِي بَالٍ لَا يُبْدَأُ فيه بِبَسْمِ اللَّهِ الرحمن الرَّحِيمِ فَهُوَ أَقْطَعُ وفي رِوَايَةٍ بِالْحَمْدِ لِلَّهِ رَوَاهُ أبو دَاوُد وَغَيْرُهُ وَحَسَّنَهُ ابن الصَّلَاحِ وَغَيْرُهُ
Setiap perkara yang bagus yang tidak diawali dengan BISMILLAHIR ROHMANIR ROHIM maka akan cacat/buntung/kurang barokah, menurut riwayat lain dengan bacaan ALHAMDULILLAH. [HR. Abu Dawud]
Menurut sependek pengetahuanku AMRIN DZI BALIN/ perkara yang bagus maksudnya adalah perkara yang diperhatikan/penting dalam syariat, jadi hal ini tidak memasukkan perkara haram dan perkara makruh pada dzatiyahnya,
GUS ONE
Adakah dlm syarat sah wudhu itu ada yg menyebutkan air curian atau air halal? Yg ada hanya air yg suci dan mensucikan
NENG ATUN
Seseorang berwudhu’ dengan air curian, maka hal itu tetap sah, sebab larangan di sini berkenaan dengan mencuri air, tidak berkenaan langsung dengan wudhu’ dengan air tersebut. Apabila larangan dimaksud berkenaan dengan wujud ibadah itu sendiri, maka ibadah ini tidak sah. Tetapi bila larangan ini bersifat umum, maka hal itu tidak berkait dengan sah atau tidaknya.
MBH BARIR
Sepanjang syarat rukune wuduk terpenuhi po pengaruh
NENG ATUN
النهي إن عاد إلى الذات أو شرط الصحة دل على الفساد وإن عاد إلى أمر خارج فلا
أن يكون النهي عائدًا إلى أمر خارج عن الذات والشرط فإنه لا يدل على فساد المنهي عنه وإنما يدل على نقصان الأجر لكن الفعل صحيح
larangan, apabila menyangkut obyek/dzat kasus atau syarat sahnya maka berkonsekwensi pada keTIDAK SAHannya. apabila larangan menyangkut hal di luar itu maka tidak mengganggu keabsahannya, hanya saja mengurangi nilai pahala.
talqihul ifham al'aliyyah 1/37
Kesimpulan
Ada lima hukum tasmiyah
1. Sunah, jika dibaca pada permulaan tiap perkara yang penting didalam syari'at, seperti mengarang kitab.
2. Haram, jika dibaca untuk perkara yang haram, seperti meminum minuman keras.
3. Makruh, jika dibaca untuk perkara makruh,seperti saat melihat farji isteri.
4. Wajib,jika dibaca pada tempat yang wajib dibaca,seperti pada waktu sebelum membaca alfatihah dalam sholat.
5. Mubah, jika dibaca pada perkara yang tidak ada kemuliaan sama sekali didalamnya,
Hasyiyah bajuri juz 1 shohf 4
قوله : (بسم الله الرحمن الرحيم) – إلى أن قال – واعلم أن البسملة تسن على كل أمر ذي بال أي حال بحيث يهتم به شرعا للحديث المارّ وتحرم على المحرم لذاته كشر الخمر وتكره على المكروه لذاته كالنظر لفرج زوجته بخلاف المحرم لعارض كالوضوء بماء مغصوب والمكروه لعارض كأكل البصل وفتسن عليهما وتجب في الصلاة لأنها آية من الفاتحة عندنا فتعتريها أحكام أربعة وبقيت الإباحة وقيل إنها تباح في المباحات التي لا شرف فيها كنقل متاع من مكان إلى آخر فعلى هذا تعتريها الأحكام الخمسة
Fokuskan pada yg ditulis tebal
Seperti kasus dlm deskripsi diatas karna keharaman itu baru datang/لعارض(air curian) setelah membaca tasmiyah maka hukumnya tidak haram dlm arti tetap dpt kesunahan tasmiyah
SUMBER BY DASI ON WA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar