Selasa, 30 Mei 2017

HUKUM BAJU YG TERKENA OMPOL BAYI

DASI
One Day Three Problems
Pertanyaan dari =>
Keluarga Dasi :hamba alloh
Thema:fiqh
Judul:
Pertanyaan :
Apakah pakaian yang terkena najis (misal air kencing) yang tidak dicuci dan hanya dijemur sampai kering sudah dianggap suci?

Menu makan siang
Pukul 09:30-11:30 WIB
Ahad,07 mei 2017
(DASI)
KANG IRENG
Jika kita merujuk madzhab syafi'iah maka jika
hanya di jemur tidak bisa di hukumi suci.
Kadang jika cuaca sangat panas baunya bisa hilang kang. Cara ini kan biasa di gunakan masyarakat desa waktu kasur mereka kenal ompol.
وَأَمَّا الثَّوْبُ النَّجِسُ بِبَوْلٍ وَنَحْوِهِ إذَا زَالَ أَثَرُ النَّجَاسَةِ مِنْهُ بِالشَّمْسِ فَالْمَذْهَبُ القطع بأنه لا يطهر.
Majmuk juz 2 shohifah 596.
Menurut ibarot tersebut pakaian yg terkena najis ketika hilang asar najisnya sebab di jemur dengan terik matahari maka tetap di hukumi najis.
Jika kita melihat redaksi yg berbeda. Spt dlm kitab kifayah dan
yg lain maka di sana akan di sebutkan secara jelas bahwa syarat mensucikan najis itu harus dengan di basuh najisnya setelah menghilangkan ainunnajasahnya.
MBH SINYOO
Mnghilangkan najis dg cara mnjemur (matahari) niku tdk berlaku bagi Pakaian... metode trsebut berlaku nang benda besar dn mnyulitkan...
KANG MIFTAH
Tak ngurun sitik kalo pakaian itu terkena najis kencing
Najis berupa air kencing bayi/anak laki-laki yang belum mengkonsumsi makanan selain ASI, cara membersihkannya adalah dengan memerciki air pada tempat yang terkena air kencing bayi/anak laki-laki tanpa harus dibasuh dan diperas dengan tangan. Adapun jika anak tersebut sudah mengkonsumsi makanan lain disamping ASI, maka bagian yang terkena air kencingnya harus dicuci. Sementara untuk anak perempuan, maka kewajibannya adalah mencuci bagian yang terkena air kencingnya, baik dia belum mengkonsumsi makanan ataupun sudah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بول الغلام ينضح وبول الجار يه يغسل. (وهذا ما لم يطعما فإذا طعما غسلا جميعا
“Kencing anak laki-laki itu dengan diperciki, sedangkan kencing anak perempuan dengan dicuci. (Hal ini dilakukan selama keduanya belum mengkonsumsi makanan. Adapun bila sudah mengkonsumsi makanan, maka harus dibasuh kedua-duanya).” (Shahih, riwayat Ahmad dalam Al-Musnad (I/76), Abu Dawud (no. 377), Tirmidzi (no. 610), Ibnu Majah (no. 525). Adapun lafazh di dalam kurung merupakan riwayat Abu Dawud (no.378))
NENG RATNA
عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ أَنَّهَا قَالَتْ أُتِىَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - بِصَبِىٍّ ، فَبَالَ عَلَى ثَوْبِهِ ، فَدَعَا بِمَاءٍ فَأَتْبَعَهُ إِيَّاهُ .
Artinya: "Aisyah Ummu Al Mu'minin radhiyallahu 'anha meriwayatkan; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di datangkan kepada beliau seorang bayi, lalu bayi tersebut kencing di atas pakaian beliau, lalu beliau meminta diambilkan air dan disiramkan kepada beliau." HR. Bukhari.
🙇🏿‍♀🙇🏿‍♀brrti hrus dcuci tpi mbuhh deng
KANG MIFTAH
: Ditambah najis yg menempel di lantai atau di karpet atau yg lain ngoten? 🙇🏾
: La itu kn yg ditanya kn pakaian yg kena najis kalo cm di jemur tp g di sucikan dulu itu belum bisa menghilangkan najis itu
: Kalo sepemahaman kulo nggeh gus kalo yg pk sinar matahari itu mang bisa tp bkn untuk pakaian tp utk yg berat / tdk mungkin utk dicuci koyo kasur mosok di umbah jd cukup dijemur yg pnting bau , warna, dan bekase itu hilang, kalo pakaian ya mosok gak sempat ngumbah toh
NO NAME
: Di hukumi suci kembali kalo bekas sdh hilang , Sinar matahari kn nggh mensucikan, contoh e tanah yg kena najis dan sudah kering (hilang bekasnya )tnpa di cuci di hukumi suci kmbali,
santrimbelink🙏🏾:
Sepertinya halnya kasur najis pada baju yg terkena ompol jika setelah dijemur masih mengandung salah satu dr sifat najis tsb berarri masih dikatakan najis ainiyah..jd harus tetap dicuci dg disiram dg air sampai hilang sifat najis tersebut...
: Tp jika setelah dijemur sdh tdk ada salah satu sifat najisnya maka disebut najis hukmiyah nyucinya cukup diguyur sekali saja pake air..
: Kifayatul akhyar juz 1 shohf 66
(وغسل جميع الأبوال والأرواث واجب إلا بول الصبي الذي لم يأكل الطعام فإنه يطهر برش الماء عليه). حجة الوجوب حديث الأعرابي وغيره، وأما كيفية الغسل فالنجاسة تارة تكون عينية أي تشاهد بالعين وتارة تكون حكمية أي حكمنا على المحل بنجاسته من غير أن ترى عين النجاسة فإن كانت النجاسة عينية فلا بد مع إزالة العين من محاولة إزالة ما وجد منها من طعم ولون وريح فإن بقي طعم النجاسة لم يطهر المحل المتنجس لأن بقاء الطعم يدل على بقاء النجاسة وصورته فيما إذا تنجس فمه وإن بقي الأثر مع الرائحة لم يطهر أيضاً وإن بقي لون النجاسة وحده وهو غير عسر الإزالة لم يطهر إلى أن قال وأما النجاسة الحكمية فيشترط فيها الغسل أيضاً.
Njeh kang..niku yg paling ashoh kecuali imam hanafi...yg berpendapat dg dijemur saja sdh dianggap suci
Dalam Kitab Mizan Kubra juz 1 shohf 5
ليس للنار والشمس في إزالة النجاسة تأثير إلا عند أبي حنيفة

KESIMPULAN
Jawab :
menurut qoul yg ashoh baju yg terkena ompol bayi jika setelah dijemur masih ada salah satu sifat najis maka harus tetap disucikan dg air sampai hilang sifat najisnya disebut najis ainiyah..tp jika setelah dijemur tdk mengandung salah satu sifat najis maka cukup disiram pake air sekali saja disebut najis hukmiyah
nb:jumhur ulama najis ompol bayi tdk bisa dihukumi suci jika hanya dg dijemur saja kecuali pendapat imam hanafi yg menghukumi suci setelah dijemur saja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kewajiban Qodlo sholat dalam perjalanan / sholat lihurmatil wakti

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokaatuh. Deskripsi Masalah : Pada suatu ketika saya dari surabaya berangkat jam 19:00 dan sampai ke J...