DASI
One Day Two Problems
Pertanyaan dari =>
Keluarga Dasi :mbk ruroh
Thema:
Judul:
Pertanyaan :
Bagaimana hukum hutang di bank???
Menu makan Siang
Pukul 14.30-16:30 WIB
Ahad, 30 April 2017
( DASI)
MBAH NYOO
Tujuan utama bukan bunga...
contoh.
Fulan. Pinjam uang
dg Jaminan BPKB senilai 1jt.
Bank. Dengan tenor berapa bulan..???
Fulan. 10.bulan.
Bank. Kalo 1jt. Perbulan bayar 110.rb/bulan slama 10bulan jadi total 1.100.000.
Fulan. Oh. Maaf. Jadi bunganya 10rb/bulan yaa...??
Bank. Iya pak.
Fulan. Kalo gitu saya pinjam 1.100.000 aja agar dak ada riba' dg membayar secara cicil bulanan. Dan anda ngasih saya cukup 1jt. Sisanya buat administrasi.
Nb. Tpi rata2 tdk ada yg memakai cara akad di atas. Kebanyakan langsung menyetujuinya... ini yg harus berhati2..
KangMudz:
Selama itu dengan bank konvensional (BRI, BCA, mandiri, BNI dan sejenisnya) ketika sebatas dari kacamata hukum agama tetap tidak boleh.
MBAH NYOO
Akad diatas bisa di pakek jg saat pembelian sepda motor di daeler.. hal yang mngandung bunga riba. Gunakan akad yg di syreatkan islam.
Apapun alasannya. Jika mlebihi dri nilai pinjaman itu haram. Jadi akadnya harus benar...
NO NAME
Berarti bisa ditarik kesimpulan
Kalo mau ngutang dan tidak terjebak riba
Itu adalah akad awalnya harus benar
KangMudz:
Hukum meminjam uang di bank secara agama memang bertentangan dengan syariat kecuali bila tidak disebutkan adanya bunga dalam aqad meskipun itu tidak ada ijab qabul antara pihak Bank dan peminjam.
Namun keberadaan Bank yang diperlakukan dalam rangka membangun taraf kehidupan masyarakat memang masih teramat diperlukan. Untuk menghindari terjadinya ribawi dalam perbankan terdapat beberapa solusi secara fiqh :
Hindari terjadi bunga dalam akad
Bila memungkinkan jalani akad dengan dua majlis
Bunga dijanjikan dengan cara nadzar atau hibah atau lainnya
( و ) جاز لمقرض ( نفع ) يصل له من مقترض كرد الزائد قدرا أو صفة والأجود في الرديء ( بلا شرط ) في العقد بل يسن ذلك لمقترض لقوله صلى الله عليه وسلم إن خياركم أحسنكم قضاء ولا يكره للمقرض أخذه كقبول هديته ولو في الربوي
والأوجه أن المقرض يملك الزائد من غير لفظ لأنه وقع تبعا وأيضا فهو يشبه الهدية وأن المقترض إذا دفع أكثر مما عليه وادعى أنه إنما دفع ذلك ظنا أنه الذي عليه حلف ورجع فيه ( قوله ولو في الربوي ) غاية لعدم الكراهة أي لا يكره أخذ الزائد ولو وقع القرض في الربوي كالنقد ( قوله والأوجه أن المقرض يملك الزائد إلخ ) أي ولو كان متميزا كأن اقترض دراهم فردها ومعها نحو سمن ( قوله من غير لفظ ) أي إيجاب وقبول ( قوله لأنه وقع تبعا ) علة لكون الزائد يملك من غير لفظ أي وإنما يملك كذلك لأنه تابع للشيء المقترض (قوله وأيضا فهو ) أي الزائد (وقوله يشبه الهدية ) أي وهي تملك من غير لفظ. إعانة الطالبين: ٣/٥٣
MBAH NYOO
Kembali keniat awal lagii.
Kalo nasabah niatnya menabung(menyimpan) uang agar aman dri bahaya. Maka SAH.
Tapi kalo niat aga bertaambah atau mengaharap kan bunganya. Maka haram...
KangMudz:
(مسئلة ب ) مذهب الشافعي ان مجرد الكتابة في سائر العقود والإخبارات والإنشائات ليس بحجة شرعية فقد ذكر الأئمة ان الكتابة كناية فتنعقد بها الوصية مع النية ولو من ناطق ولا بد من الإعتراف بها يعني النية منه أو من وارثه وحينئذ فمجرد خط الميت بنحو نذر وطلاق ووصية لا يترتب عليه حكم . اه بغية المسترشدين ص: ١٨٦ دار الفكر
Tulisan menurut madzhab Syafi'i tidak termasuk hujjah syar'i dalam sebuah akad dan berita. Dan ada beberapa imam menjelaskan kitab adalah sebuah kinayah dan di anggap sah, namun harus di sertai niat atau kesaksian dari ahli waris (meninggal).
MBAH NYOO
Tidak tau yo wes looo lawong gk tau... yg pasti uang yg ada di bank aman gtuu aja. Klo memang brtambah. Tanyakan sama tellernya.
Fulan. Uang saya kok bertamabah..???
Bank. Iya pak itu sebagai tanda trimaksih atas bergabungnya di Bank kami.
Fulan. Baik kami terima.
Contoh lain.
Fulan. Uang saya kog bertambah..??
Bank. Iya itu sebagai bunganya..
Fulan. Oh maaf. Kalo gtu saya ambil hadiah trsebut buat orang yg lebih membutuhkannya...entah untuk pembangunan Jalan.masjid dll...
KangMudz:
Hukum meminjam uang di bank secara agama memang bertentangan dengan syariat kecuali bila tidak disebutkan adanya bunga dalam aqad meskipun itu tidak ada ijab qabul antara pihak Bank dan peminjam.
Namun keberadaan Bank yang diperlakukan dalam rangka membangun taraf kehidupan masyarakat memang masih teramat diperlukan.
Ini menjadi pertimbangan secara mendalam menurut saya pribadi.
KESIMPULAN
Boleh selama tidak ada unsur riba. Ketentuan riba itu yg menentukan adalah aqadnya, bukan bank atau bunganya. Pada intinya tidak ada kesepakatan untuk mengembalikan dengan adanya kelebihan dari uang yang dipinjam (padahal lebih).
Hukum meminjam uang di bank secara agama memang bertentangan dengan syariat kecuali bila tidak disebutkan adanya bunga dalam aqad meskipun itu tidak ada ijab qabul antara pihak Bank dan peminjam.
Namun dalam realita keberadaan Bank memang diperlakukan dalam rangka membangun taraf kehidupan masyarakat.
Untuk menghindari terjadinya ribawi dalam perbankan terdapat beberapa solusi secara fiqh :
1. Hindari terjadi bunga dalam akad
2. Bila memungkinkan jalani akad dengan dua majlis
3. Bunga dijanjikan dengan cara nadzar atau hibah atau lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar