Minggu, 12 Maret 2017

FIQIH SHOLAT : HUKUM JAMAAH SHOLAT BERDUAAN LAKI DAN PEREMPUAN BUKAN MAHROM

Bagaiman hukum laki "dan wanita yang bukan mahrom sholat berjamaah yg hanya 2 orang?



Menu makan Siang
Pukul 13:00-14:00 WIB
Jum'at,03 Maret 2017
( DASI)


NENG LINDA
Makruh tahrim...
Posisi jamaah di masjid kaya gitu atau di rumah...
Apabila di masjid 2 orang yg bukan mahrm berjamaah ndak papa, soalnya kan banyak orang di masjid... seingat q gitu
 ﻭﻳﻜﺮﻩ ﺃﻥ ﻳﺼﻠﻲ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺑﺎﻣﺮﺃﺓ ﺃﺟﻨﺒﻴﺔ ; ﻟﻤﺎ ﺭﻭﻱ ﺃﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻗﺎﻝ : ﻻ ﻳﺨﻠﻮﻥ ﺭﺟﻞ ﺑﺎﻣﺮﺃﺓ ﻓﺈﻥ ﺛﺎﻟﺜﻬﻤﺎ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ

Laki2 di makruh kan mengimami wanita yang bukan mahram nya.
Sesuai hadist nabi SAW Jangan sampai seorang lelaki berdua-duaan dengan seorang perempuan. Jika
terjadi makhluk ketiganya adalah setan. (al-Muhadzab, 1/183).


Dalam syarh nya imam nawani
ﺍﻟﻤﺮﺍﺩ ﺑﺎﻟﻜﺮﺍﻫﺔ ﻛﺮﺍﻫﺔ ﺗﺤﺮﻳﻢ ﻫﺬﺍ ﺇﺫﺍ ﺧﻼ ﺑﻬﺎ : ﻗﺎﻝ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﺇﺫﺍ ﺃﻡ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺑﺎﻣﺮﺃﺗﻪ ﺃﻭ ﻣﺤﺮﻡ ﻟﻪ ﻭﺧﻼ ﺑﻬﺎ ﺟﺎﺯ ﺑﻼ ﻛﺮﺍﻫﺔ ﻷﻧﻪ ﻳﺒﺎﺡ ﻟﻪ ﺍﻟﺨﻠﻮﺓ ﺑﻬﺎ ﻓﻲ ﻏﻴﺮ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺇﻥ ﺃﻡ ﺑﺄﺟﻨﺒﻴﺔ ﻭﺧﻼ ﺑﻬﺎ ﺣﺮﻡ ﺫﻟﻚ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻋﻠﻴﻬﺎ ﻟﻸﺣﺎﺩﻳﺚ ﺍﻟﺼﺤﻴحة

Maksud nya makruh yaitu makruh tahrim ( haram ).

Para ulama madzhab Syafii mengatakan, apabila seorang lelaki mengimami istrinya atau mahramnya, dan berduaan dengannya, hukumnya boleh dan tidak makruh. Karena boleh berduaan dengan istri atau mahram di luar shalat. Namun jika dia mengimami wanita yang bukan mahram dan berduaan dengannya, hukumnya haram bagi lelaki itu dan haram pula bagi si wanita. (al-Majmu’ Syarh al-Muhadzab, 4/277).

CAK MOET
Hukum Shalat Jamaah dengan Pacar

Pertama-tama yang harus dipahami adalah bahwa dalam konteks ini ada dua permasalahan. Pertama menyangkut soal dua orang berlainan jenis yang bukan mahram melakukan khalwat atau berduaan di tempat sepi. Kedua, menyangkut status hukum shalat berjamaahnya.

Menyangkut permasalahan pertama hemat kami sudah sangat jelas bahwa menurut ajaran Islam, laki-laki yang berduaan dengan perempuan yang bukan mahramnya jelas tidak diperbolehkan/haram. Di antara dalil menjadi landasan dalam hal ini adalah sebagai berikut.

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يَخْلُوَنَّ بِامْرَأَةٍ لَيْسَ مَعَهَا ذُو مَحْرَمٍ مِنْهَا فَإِنَّ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ


Artinya, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali berkhalwat (berduaan) dengan perempuan yang bukan mahram karena yang ketiga di antara mereka adalah setan,” (HR Ahmad).

Hadits ini dengan terang menjelaskan bahwa keimanan itu meniscayakan untuk menafikan khalwat dengan perempuan yang bukan mahram atau ajnabiyyah. Karena hal tersebut bisa menjerumuskan kepada sesuatu yang dilarang.

Dari sini kemudian dapat dipahami kenapa berkhalwat atau berduaan dengan perempuan yang bukan mahram diharamkan. Jadi larangan tersebut bisa dipahami sebagai upaya untuk menutup hal-hal yang tidak diinginkan (saddud dzari’ah).

Atas dasar inilah kemudian dengan tegas Abu Ishaq Asy-Syirazi dalam kitab Al-Muhadzdzab fi Fiqhil Imamis Syafi’i menyatakan bahwa makruh seorang laki-laki shalat dengan seorang perempuan ajnabiyyah atau yang bukan mahramnya karena didasarkan hadits Nabi yang melarang seorang laki-laki berduaan dengan perempuan yang bukan mahram.

وَيُكْرَهُ أَنْ يُصَلِّيَ الرَّجُلُ بِامْرَأَةٍ أَجْنَبِيَّةٍ لِمَا رَوَي أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ لَا يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ فَإِنَّ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ


Artinya, “Dan dimakruhkan seorang laki-laki shalat dengan seorang perempuan ajnabiyyah karena didasarkan pada sabda Nabi SAW, ‘Jangan sekali-kali seorang laki-laki berkhalwat dengan perempuan karena yang ketiga di antara mereka adalah setan,” (Lihat Abu Ishaq Asy-Syirazi, Al-Muhadzdzab fi Fiqhil Imamis Syafi’i, Beirut, Darul Fikr, tt, juz I, halaman 98).

Kemakruhan dalam konteks ini menurut Muhyiddin Syarf An-Nawawi adalah makruh tahrim sebagaimana yang beliau kemukakan dalam anotasi atau syarah atas pernyataan Abu Ishaq Asy-Syirazi di atas. Sedangkan makruh tahrim itu sendiri pengertian adalah sama dengan haram.

اَلْمُرَادُ بِالْكَرَاهَةِ كَرَاهَةُ تَحْرِيمِ هَذَا إِذَا خَلَا بِهَا


Artinya, “Yang dimaksud makruh (dalam pernyataan Abu Ishaq Asy-Syirazi di atas) adalah makruh tahrim. Hal ini apabila si laki-laki tersebut berduaan dengan seorang perempuan ajnabiyyah atau bukan mahramnya,” (Lihat Muhyiddin Syarf An-Nawawi, Al-Majmu` Syarhul Muhadzdzab, Jeddah, Maktabah Al-Irsyad, juz IV, halaman 173).

Namun persoalannya tidak hanya sampai di sini saja. Jika shalat hanya berduaan, yaitu hanya seorang laki-laki (imam) dan perempuan (makmum) yang bukan mahramnya atau hanya berdua dengan pacar adalah haram dengan mengacu pada penjelasan di atas, maka pertanyaannya adalah apakah sah shalat jamaah tersebut?

Dalam pandangan kami, shalat berjamaah dengan perempuan yang bukan mahram atau dengan pacar sebagaimana dijelaskan di atas adalah tetap sah. Sebab keharaman shalat berduaan dengan pacar atau perempuan yang bukan mahramnya karena adanya sesuatu yang berada di luar shalat (li amrin kharijiy ‘anis shalah). Yaitu berkhalwat atau berduaan dengan perempuan yang bukan mahramnya. Sedang berkhalwat tersebut bisa terjadi melalui perantara shalat dan yang lainnya.

Demikian jawaban yang dapat kami kemukakan. Semoga bisa dipahami dengan baik. Hindari dan jauhi keinginan untuk berdua-duaan dengan pacar, karena bisa menjerumuskan ke dalam perbuatan yang dilarang. Kami selalu terbuka untuk menerima saran dan kritik dari para pembaca.


SANTRIMBELINK
 makruh nya disini makruh tahrim
Yg artinya lebih cenderung pada pelarangan
Para ulama madzhab Syafii mengatakan, apabila seorang lelaki mengimami istrinya atau mahramnya, dan berduaan dengannya, hukumnya boleh dan tidak makruh. Karena boleh berduaan dengan istri atau mahram di luar shalat. Namun jika dia mengimami wanita yang bukan mahram dan berduaan dengannya, hukumnya haram bagi lelaki itu dan haram pula bagi si wanita.


Majmu syarh amuhadzab juz 2 shohf 477

المراد بالكراهة كراهة تحريم هذا إذا خلا بها: قال أصحابنا إذا أم الرجل بامرأته أو محرم له وخلا بها جاز بلا كراهة لأنه يباح له الخلوة بها في غير الصلاة وإن أم بأجنبية وخلا بها حرم ذلك عليه وعليها للأحاديث الصحيحة
Imam syafii jg menegaskan haram hukum laki2 menjadi imam jamaah wanita yg mana diantara jamaah tsb tidak ada mahrom dr laki2 tsb..begitu pula sebaliknya haram bagi wanita menjadi makmun sendiri diantara jamaah laki2 yg mana diantaranya tdk ada mahrom bg wanita tsb

Majmu syarh almuhadzab juz 4 shohf 278

ونقل إمام الحرمين وصاحب العدة.. أن الشافعي نص على أنه يحرم أن يصلي الرجل بنساء منفردات إلا أن يكون فيهن محرم له أو زوجة وقطع بانه يحرم خلوة رجل بنسوة إلا أن يكون له فيهن محرم
Kenapa tho kok diharamkan padahal itu bentuk ibadah

Apabila seseorang berdua-duaan dengan seorang wanita yang bukan mahram, hukumnya terlarang. Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ’Jika seorang lelaki berduaan dengan wanita, maka setan yang ketiganya.’ Beliau juga bersabda, ’Janganlah seorang lelaki berduaan dengan seorang wanita.’ Ini larangan. Para ulama mengatakan, berdasarkan hal ini, tidak boleh seorang lelaki mengimami shalat dengan wanita yang bukan mahram, secara berdua-duaan. Karena bisa jadi keluar dari tujuan utama yaitu shalat, menjadi sumber fitnah syahwat.

Syarh Zadul Mustaqni juz 3 shohf 149

وإذا خلا بأجنبية فإنه منهي عن هذه الخلوة لقوله عليه الصلاة والسلام: ما خلا رجلٌ بامرأة إلا كان الشيطان ثالثهما، وقال: (ألا لا يخلون رجلٌ بامرأة) فهذا نهي، قالوا: وبناءً على ذلك لا يصلي الرجل الأجنبي بالمرأة الأجنبية على خلوة؛ لأنه قد يخرج عن مقصود الصلاة إلى الفتنة                                            

SUMBER BY DASI ON WA                        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kewajiban Qodlo sholat dalam perjalanan / sholat lihurmatil wakti

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokaatuh. Deskripsi Masalah : Pada suatu ketika saya dari surabaya berangkat jam 19:00 dan sampai ke J...