1.Gimana Hukumnya menggugurkan kandungan demi keselamatan Si Ibu,
Krna klo dilahirkan menyebabkan Ibu dlm bahaya kematian krna penyakit/Kelainan
2.Gmna Hukumnya dengan Bayi Tabung?
3.Gimana Hukumnya memindahkan bayi dari rahim si A ke rahim si B?
4. Nasab bayi tersebut ikut siapa??
Terimakasih
Menu makan MALAM
Pukul 20.00-21.00 WIB
Senin,27 Februari 2017
( DASI)
MBAH BARIR
"Jika seseorang dihadapkan pada 2 dharar yang dilematis maka harus mendahulukan yang akhaffud dhararaini (mudharrat yang lebih ringan)".
توضيح الاحكام جزء 5 ص 188- 189
لايجوز اسقاط الحمل اذا كان علقة او مضغة حتى تكرر لجنة طبيـبة موثوقة إن إستمراره خطر على سلامة امه بان يخشى عليها الهلاك من استمراره فيجوز اسقاطه بعد استنفاد كافة الوسائل لتلاقي تلك الأخطار بعد الطور الثالث وبعد اكمال اربعة اشهر للحمل لا يحل اسقاطه حتـى يقرر جمع من الاطباء المخصين الموثوقين ان بقاء الجنين في بطن امه يسبـب موتها وبذالك مع استنفاذ الوسائل لانقاذ حياته
“Tidak diperbolehkan menggugurkan kandungan ketika berupa embrio atau sudah berbentuk segumpal daging, sehingga ada keputusan dari tim kedokteran terpercaya yang menyatakan bahwa, apabila kandungan tidak digugurkan, akan berdampak buruk pada keselamatan sang ibu, seperti adanya kekhawatiran akan meninggalnya sang ibu apabila tidak digugurkan. Dengan demikian,
diperbolehkan menggugurkan kandungan setelah mengerahkan semua media yang ada, sebab pengguguran semacam ini akan berhadapan dengan keberadaan kandungan yang telah kokoh di dalam rahim ibu (tahap ke tiga). Dan setelah lewat masa empat bulan dari kehamilan, tidak diperbolehkan menggugurkan kandungan sampai ada ketetapan dari tim dokter spesialis terpercaya yang menyatakan, bahwa keberadaan janin dalam perut ibunya dapat menyebabkan kematiannya. Kendatipun boleh menggugurkan janin tersebut, tetapi harus berupaya mengerahkan segala cara untuk menyelamatkan si janin agar tetap hidup”.
NENG LINDA
No.3
Ini kan masalah fiqih kontemporer ya, saya pernh baca tapi lupa referensinya berhubung saya tadi nyari2 ndak ketemu Insya Allah yang saya ingat begini
Transfer janin itu nanti yang di jadikan masalah adlh dari segi nasab anak itu. Mungkin gen/keturunan akan mengikuti gen wanita yang mengandungnya, tapi bahan dasar yang digunakan kan dalam pembuata janin itu tetaplah milik orang lain.
Sebab dalam hukum Islam telah jelas bahwa yang dimaksud dengan nasab seorang anak bukan semata2 benih dari ayah dan ibu, tapi termasuk juga oleh siapa anak itu dikandung dan dilahirkan... bukannya begitu kan???
KANG MUDZAKIR
No. 2. Bayi tabung hukum boleh dengan catatan berupa mani yang Muhtarom, yaitu mani dari sang suami dan di keluarkan dengan cara yang sah (bukan di kocok sendiri atau di kocok selain istri)
GEPPENK ASSEDAAP
1. boleh, ibarot di atas
2. menurut NU mubah dg bbrp syarat, menurut Muhammadiyah haram.
[3. Bagaimana hukum menyewakan rahim untuk kepentingan tersebut di atas?
4. Kepada siapa nisbah anak tersebut dalam hal nasab, kewalian, hukum waris dan hadhanah?
Jawaban:
a. Tidak sah dan haram.
b. 1. Dalam hal nasab, kewalian, waris dan hadhanah tidak bisa dinisabkan kepada pemilik sperma menurut Imam Ibnu Hajar, karena masuknya tidak muhtaram.
2. Yang menjadi ibu secara syar’i adalah :
Apabila sperma dan indung telur yang ditanam itu tidak memungkinkan campur dengan indung telur pemilik rahim, maka yang menjadi ibu anak tersebut adalah pemilik indung telur.
Jika dimungkinkan adanya percampuran indung telur dari pemilik rahim, maka ibu anak itu adalah pemilik rahim (yang melahirkan).
Keterangan dari kitab:
1. Tafsir Ibn Katsir :
عَنِ الْهُثَيْمِ بْنِ مَالِكٍ الطَّائِيِّ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَا مِنْ ذَنْبٍ بَعْدَ الشِّرْكِ أَعْظَمُ عِنْدَ اللهِ مِنْ نُطْفَةٍ وَضَعَهَا رَجُلٌ فِيْ رَحِمٍ لاَ يَحِلُّ لَهُ.(رواه إبن أبي الدنيا).
Riwayat dari al-Hutsaim Ibn Malik al-Tha’i, Rasulullah saw. bersabda :”Tidak ada dosa yang lebih besar setelah syirik pada sisi Allah swt. dibandingkan dengan seseorang yang menaruh spermanya didalam rahim perempuan yang tidak halal baginya”. (HR Ibnu Abi al-Dunya).”
2. Hikmatut Tasyri’ wa Falsafatuhu :
وَروي عن رسول الله صلى الله عليه وسلم: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلاَ يُسْقِيَنَّ مَاءَهُ زَرْعَ غَيْرِهِ.
“Diriwayatkan, Rasulullah saw bersabda: Barang siapa beriman kepada Allah SWT. dan hari akhir, maka jangan sekali-kali mengalirkan maninya (sperma) ke dalam rahim (istri) orang lain (HR. Ibnu Abi Syaibah).”
3. Hasyiyatur Rasyidi :
قَالَ ع ش (قَوْلُهُ وَكَذَا لَوْ مَسَحَ ذَكَرَهُ الخ) أَفْهَمَ أَنَّهُ لَوْ أَلْقَتْ امْرَأَةٌ مُضْغَةً أَوْ عَلَقَةً فَاسْتَدْخَلَتْهَا امْرَأَةٌ أُخْرَى حُرَّةً أَوْ أَمَةً مَحَلَتُهَا الحَيَاةُ وَاسْتَمَرَّتْ حَتَّى وَضَعَتْهَا المَرأَةُ وَلَدًا لَيَكُوْنُ اِبْنًا لِلثَّانِيَةِ وَلاَ تَصِيْرُ مُسْتَوْلَدَةً لِلْوَاطِئِ لَوْ كَانَتْ أَمَةً ِلأَنَّ الْوَلَدَ لَمْ يَنْعَقِدْ مِنْ مَنِيِّ الْوَاطِئِ وَمَنِيِّهَا بَلْ مِنْ مَنِيِّ الْوَاطِئِ وَ الْمَوْطُوْأَةِ فَهُوَ وَلَدٌ لَهُمَا.
“Ali al-Syibramalisi mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan kata-kata: “Demikian juga jika seseorang meremas-remas dzakar-nya”, bahwasannya seandainya seorang perempuan mengeluarkan mudlghah atau ‘alaqah dalam keadaan hidup lalu perempuan yang lainnya, baik ia orang merdeka atau hamba sahaya, memasukkannya ke dalam rahimnya hingga saat ia melahirkannya menjadi seorang bayi maka bayi itu tidak dipandang sebagai anak perempuan pihak kedua (yang memasukkan itu). Tidak pula bayi tersebut dipandang sebagai anak orang yang menyetubuhi perempuan itu seandainya ia adalah hamba sahaya, dengan alasan karena bayi itu terjadi dari mani pihak yang menyetubuhi dan mani perempuan hamba sahaya itu, akan tetapi ia berasal dari mani orang yang menyetubuhi dan yang disetubuhi sehingga ia menjadi anaknya.”
4. Hasyiyatusy Syirwani :
(قَوْلُهُ وَاسْتِدْخَالُهُ) خِلاَفًا لِلنِّهَايَةِ عِبَارَتُهُ وَلاَ أَثَرَ لِوَقْتِ اسْتِدْخَالِهِ كَمَا أَفْتَى بِهِ الْوَالِدُ. وَإِنْ نَقَلَ الْمَاوَرْدِيُّ عَنِ اْلأَصْحَابِ اعْتِبَارَ حَالِهِ اْلإِنْزَالَ وَاْلاِسْتِدْخَالَ. فَقَدْ صَرَحُوْا بِأَنَّهُ لَوِ اسْتَنْجَى بِحَجَرٍ فَأَمْنَى ثُمَّ اسْتَدْخَلَتْهُ أَجْنَبِيَّةٌ عَالِمَةٌ بِالْحَالِ أَوْ أَنْزَلَ فِيْ زَوْجَتِهِ فَسَاحَقَتْ بِنْتَهُ مَثَلاً فَأَتَتْ بِوَلَدٍ لَحِقَهُ.
Para ulama menjelaskan, seandainya ada seorang lelaki yang membersihkan kotorannya dengan batu, kemudian keluar sperma dan sperma tersebut dimasukkan (ke dalam vaginanya) oleh seorang wanita yang bukan istrinya yang mengetahui keadaan sperma tersebut, atau mengeluarkan sperma di rahim istrinya kemudian istri tersebut melakukan hubungan seks dengan sesama wanita dan ternyata hamil, maka anak itu menjadi anak sah dari lelaki tersebut.
4. Hasyiyatul Bujairimi :
الْحَاصِلُ الْمُرَادُ بِالْمَنِيِّ الْمُحْتَرَمِ حَالَ خُرُوْجِهِ فَقَطْ عَلَى مَا اعْتَقَدَهُ م ر وَإِنْ كَانَ غَيْرَ مُحْتَرَمٍ حَالَ الدُّخُوْلِ.
“Kesimpulannya, yang dimaksud dengan mani muhtaram (yang terhormat) adalah hanya cara keluarnya saja, meskipun cara memasukkannya ghairu muhtaram (yang tidak terhormat), sebagaimana pendapat al-Ramli. Seperti, jika seorang suami bermimpi keluar mani lalu istrinya mengambil maninya dan memasukkan ke dalam farjinya karena mengira mani orang lain, maka hal ini termasuk muhtaram saat keluarnya, tetapi ghairu muhtaram saat memasukkannya.”
Pertanyaan dibahas oleh PWNU lampung, jawaban dikutip dari Muktamar NU ke-29)
KANG MUDZAKKIR
مامن ذنب بعد الشرك أعظم عند الله من نطفة وضعها رجل فى رحم لايحل له. رواه ابن الدنا عن الهشيم بن مالك الطائ الجامع الصغير.رواه ابن عبيد دنيا عن هشيم بن مالك الأطاء. جامع صغير صح ٨٠٣٠
من كان يؤمن بالله واليوم الأخر فلا يسقين ماءه زرع أخيه. حكمة التشريع و السفته ٢/٤٨
ولو أتت بولد عُلِمِ أنه ليس منه مع إمْكَانِه مِنْهُ ( لَزِمَهُ نَفْيُهُ ) لِأَنَّ تَرْكَ النَّفْيِ يَتَضَمَّنُ اسْتِلْحَاقَ مَنْ لَيْسَ مِنْهُ حَرَامٌ. القليوبى ٤/٣٢
( الحاصل ) المراد بالمنى المحترام حال خروجه فقط على ما اعتمده مر وان كان غير محترم حال الدخول، كما اذا احتلم الزوج وأخذت الزوجة منيه فى فرجها ظانة أنه من منىّ اجنبى فإن هذا محترم حال الخروج وغير محترم حال الدخول وتجب العدة به إذا طلقت الزوجة قبل الوطء على المعتمد خلافا لإبن حجر لأنه يعتبر أن يكون محترما فى الحالين كماقرره شيخنا. بجيرمى اقناع٤/٣٦
لو إستمنى الرجل منية بيد امرأته او امته جاز لأنها محل استمتاعها. كفاية الأخيار ٢/١١٣
SUMBER BY DASI ON WA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar