Rabu, 11 Oktober 2017

CARA ISLAM BERHUBUNGAN SAAT ISTRI BELUM MANDI HAID


Diskusi Santri Dasi
One Day One Problems
Pertanyaan :
Adakah khelah( jalan keluar) yang memperbolehkan menjimak istri saat haid
Karena sang suami gak kuat menahan berhubungan.
Soal pada
Malam rabu tgl 3 Oktober 2017 M
Diskusi 👇👇👇
kng rumi:
Kadose di foreplay mawon, seng penting mboten mlebetke farji kaleh dubur,
Bermesraan Selain di Daerah Pusar Sampai Lutut Istri
Interaksi intim suami istri saat haid berikutnya adalah bercumbu dan bermesraan selain di bagian antara pusar sampai lutut si istri yang sedang haid
. Interaksi intim seperti ini halal hukumnya. Dalam sebuah hadist diceritakan bahwa A’isyah radhiyallahu ‘anha pernah disuruh oleh Rasul memakai sarung dan Rasul pun bercumbu dengan A’isyah. Hadist lainnya menceritakan bahwa Rasul bercumbu bersama istrinya yang sedang haid di bagian di atas sarung.
3. Bercumbu di Seluruh Tubuh Istri Selain Hubungan Seks dan Anak Seks
Interaksi intim yang ketiga adalah bermesraan di seluruh bagian tubuh istri selain hubungan seks dan anal seks. Perbuatan ini menjadi perselisihan di antara para ulama. Imam Abu Hanifah, Malik, serta As-Syafi’i mengatakan bahwa interaksi intim jenis ketiga ini haram hukumnya. Mereka beracuan pada praktik Nabi Muhammad saw seperti keterangan A’isyah dan Maimunah. Sementara itu, Imam Ahmad, sejumlah ulama Hanafi, Maliki, dan Syafi’i, mengatakan interaksi intim ketiga ini halal.
Onani Bukanlah Solusi
Setelah membaca penjelasan tadi, para suami tak perlu galau saat istrinya sedang haid. Ingat, jangan sekali pun melakukan onani tanpa dibantu tubuh istri. Mengeluarkan air mani selain dengan tubuh istri adalah perbuatan haram dan tercela. Tapi, selama si suami memakai tubuh istrinya dalam mencapai klimaks dari syahwat, perbuatan ini tidaklah dianggap tercela.
kang kholil :
وَالتَّاسِع الْوَطْء وَلَو بِحَائِل ثخين وَلَو بعد انْقِطَاع الدَّم وَقبل الْغسْل وَهُوَ كَبِيرَة من الْعَامِد الْعَالم بِالتَّحْرِيمِ الْمُخْتَار يكفر مستحله إِذا كَانَ قبل الِانْقِطَاع وَقبل بُلُوغ عشرَة أَيَّام وَإِلَّا فَلَا يكفر للْخلاف فِيهِ حِينَئِذٍ وَمحل الْكفْر بالاستحلال أَيْضا إِن كَانَ فِي بلد مَعْلُوم عِنْدهم حُرْمَة ذَلِك بِالضَّرُورَةِ وَإِلَّا فَلَا كفر كبعض الْبِلَاد الَّذين يجهلون حُرْمَة ذَلِك *وَمحل حرمته إِذا لم يخف الزِّنَا فَإِن خافه وَتعين الْوَطْء فِي الْحيض طَرِيقا لدفعه جَازَ لِأَنَّهُ إِذا تعَارض على الشَّخْص مفسدتان قدم أخفهما وَلَو تعَارض عَلَيْهِ الْوَطْء فِي الْحيض والاستنماء بِيَدِهِ فَالَّذِي يظْهر أَنه يقدم الاستنماء فَإِن الْوَطْء فِي الْحيض مُتَّفق على أَنه كَبِيرَة بِخِلَاف الاستنماء فَإِن بعض الْمذَاهب يَقُول بِجَوَازِهِ عِنْد هيجان الشَّهْوَة وَهُوَ عِنْد الشَّافِعِي صَغِيرَة*
Maktabah syamilah.
Nihayatuzzain hal 34-35 juz 1
Jika melihat ibarot ini apabila sang suami takut jika tidak menyetubuhi istri yg lg haidl bisa menyebabkan zina serta tidak ada jalan lain selain itu maka di pilih menyetubuhi istri yg lagi haid dr pada zina.
Akan tetapi jika masih ada jalan lain selain menyetubuhi istri yg lg haidl ( misal : onani dengan tangan sendiri ) maka di dahulukan onani dr pada menyetubuhi istri yg haidl.
Tp di balik ibarot itu semu masih ada jalan lain yg lebih halal spt istimna' ( onani dengan tangan istri )
Penguat :
Lebih baik pakai tangan istri dr pada tangan sendiri.
Onani Pakai tangan sendiri haram
Pakai tangan istri gak papa
(فرع) الصلج حرَام فَإِذا استمنى شخص بِيَدِهِ عزّر لِأَنَّهَا مُبَاشرَة مُحرمَة بِغَيْر إيلاج ويفضي إِلَى قطع النَّسْل فَحرم كمباشرة الْأَجْنَبِيَّة فِيمَا دون الْفرج وَقد جَاءَ مَلْعُون من نكح يَده وَالله أعلم
(فَائِدَة) لَو استمنى الرجل بيد امْرَأَته أَو أمته جَازَ لِأَنَّهَا مَحل استمتاعه
Maktabah syamilah
Kifayatul akhyar juz 2 hal 478.
Hamba Allah :
الضرب الثاني الاستمتاع بغير الجماع وهو نوعان :
أحدهما الاستمتاع بما بين السرة والركبة والأصح المنصوص أنه حرام والثاني لا يحرم والثالث إن أمن على نفسه التعدي إلى الفرج لورع أو لقلة شهوة لم يحرم وإلا حرم وحكي القاضي قولا قديما
النوع الثاني ما فوق السرة وتحت الركبة وهو جائز أصابه دم الحيض أم لم يصبه وفي وجه شاذ يحرم
الاستمتاع بالموضع المتلطخ بالدم
⁨دار السلام فقط.⁩
selama masih ada jalan yg di tempuh selain jima' dan istimna' maka haram melakuk keduanya,
- bila tdk ada pilihan lain selain dgn jima'/istimna' maka boleh istimna' tdk blh jima'
- bila tdk ada jln lain (tdk bisa di bendung/di cegah) selain dgn jima' yadah tabrak aja palang merahnya
Nb = Hukum istihlal (meyakini bolehnya jima' istri saat haid) :
a - bila meyakini bolehnya jima' dalam kondisi sebelum berhentinya darah (sebelum habisnya masa haid) maka :
- kufur bagi mereka yang tinggal di halaya' yang sudah maklum akan keharamannya, tidak kufur bagi mereka yg hidup di kalangan yang tidak tau menau tentang hal ini di karenakan jauh dari ulama (yg menjelaskan tentang hukum ini) atau karna baru masuk islam (mualaf).
B- tidak kufur bila menyakini boleh jima'nya setelah habisnya masa haid (namun belum mandi ).
ibarot idem poro yai diatas.
Sumber by. WhastAap Dasi Padepogan Raja Kumbang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kewajiban Qodlo sholat dalam perjalanan / sholat lihurmatil wakti

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokaatuh. Deskripsi Masalah : Pada suatu ketika saya dari surabaya berangkat jam 19:00 dan sampai ke J...