DASI
One day three problem
Pertanyaan dari =>
keluarga dasi: kang fauzi
Tema:
Judul :
Sebut saja zaed
Zaed sahur dgn lahapnya krn semalaman dia jaga malam (ronda),tidak lama kmudian suara sirine tanda imsak berbunyi. Segera si zaed minum air putih sebanyak banyaknya "dlam pikiran zaed agar dia tdk dehidrasi di siang hari". 10 menit kmudian adzan subuh terdengar. Segera si Zaed mengambil air wudlu kmdn mengerjakan shlt.
Pas ketika waktu sujud ada yg keluar melewati rongga mulutnya yaitu air nasu dll (makanan saat sahur) tetapi tidak di telan lg sama si zaed. Si zaed kmdn mmbatalkn shltnya lalu dia keluarkan (ludahkan)
Pertanyaannya:
1.apakah si zaed batal puasanya?
2. Ketika dia tidak mmbtlkn shltnya namun dia telan lg sesuatu trsebut apakah puasanya batal?
Catatan: jika "air nasi dll" itu tdk dlm jumlah yg banyak.
Jawab :
1. puasa tetap sah/tdk batal.
2. batal karna dg sengaja menelannya kembali
Menu makan siang
Pukul. 09:30- 11:30 WIB
Minggu, 04 juni 2017
DASI
Diskusi 👇
Hamba Allah :
1. Tidak batal
2. Batal puasa
1. Alasan : muntahnya zaid tidak disengaja jd tdk membatalkan puasa.
2. Masuknya sesuatu dgn sengaja kedalam kerongkongan jd puasanya zaid batal.
Zaini :
Klau sudah keluar dn sngja d telan kembali insaalloh batal ,, kecuali barang trsebut blom sampae keluar ( barangny dikit lo) sprt hal ny air ludah klau masih dlm mulut d telan insaalloh gk membatalkan puasa tp klau ludah sdh keluar dari mulut kok d ambil d minum itu batal ,, mhn d benarkn klau salah
Klau soal muntahnya karna gk sengaja maka gak batal
Umar :
Kalau d telen lg batal.. Tp itu kan gk d telen. Insyaallah gk batal. Buat sholatnya bisa d ulang
SantriEmbongan :
من ذرعه قىء وهو صائم فليس عليه قضاء وإن استقاء فليقض.
“Barangsiapa yang muntah menguasainya (muntah tidak sengaja) sedangkan dia dalam keadaan puasa, maka tidak ada qadha’ baginya. Namun apabila dia muntah (dengan sengaja), maka wajib baginya membayar qadha’.” (HR. Abu Daud, no. 2380; Ibnu Majah, no. 1676; Tirmidzi, no. 720.)
Dan jika sendawa ini diiringi air atau bagian makanan yang turut keluar maka wajib diludahkan.
Ketika orang tersebut menelan air atau bagian makanan tadi dengan sengaja maka puasanya batal.
Sebaliknya,
jika tertelan dengan tidak sengaja atau tidak memungkinkan untuk mengeluarkannya karena spontan tertelan maka puasanya sah.
Syihabuddin ar-Ramli – ulama Syafiiyah – menguraikan dalam Nihayatul Muhtaj, sebuah kitab mazhab Syafi’iyah,
“Orang yang banyak makan dan minum di malam hari, kemudian biasanya di pagi hari dia sering bersendawa, sehingga makanan yang dalam lambungnya ikut keluar, apakah terlarang bagi orang ini untuk banyak makan dan minum? Kemudian jika dia tetap banyak makan dan minum, lalu keluar makanan dari perutnya, apakah puasanya batal?
Kemudian ar-Ramli menyebutkan,
والجواب عنه بأنه لا يمنع من كثرة ذلك ليلا ، وإذا أصبح وحصل له الجشاء المذكور يلفظه ويغسل فمه ولا يفطر وإن تكرر منه ذلك مرارا كمن ذرعه القيء
Jawabannya, bahwa tidak dilarang banyak makan dan minum. Ketika di siang hari dia bersendawa, maka hendaknya dia ludahkan, lalu dia cuci mulutnya (dengan berkumur), dan puasanya tidak batal, meskipun hal itu terjadi berulang. Sebagaimana orang yang muntah tidak sengaja.” (Nihayatul Muhtaj, 3/171)
Hamba Allah:
Pendukung.
Sengaja muntah kecuali tidak dapat menahannya ( yang karena sakit)
من ذرعة القيء فليس قضاء ومن استقاء فليقض ( متفق عليه و ابو داود و ابن ماجه من ابى هريرة)
Barang siapa yng terpeksa muntah tidaklh qhada atasnya dan barang siapa yang sengaja muntah maka hendaklah diqhadanya.
Memasukkan sesuatu ke dalam rongga ( semua lubang yang terbuka : hidung, mulut, telinga, vagina, puting susu (wanita)dubur ) maka membatalkan puasa ,adapun memasukkan jarum ke tubuh ( suntik ) tidak membatalkan puasa jika tidak sampai kepada rongga di dalam tubuh.
ﻭَﻟَﻮْ ﺍَﻭْﺻَﻞَ ﺍﻟﺪَّﻭَﺍﺀَ ﺍِﻟَﻰ ﺩَﺍﺧِﻞِ ﺍﻟَّﻠﺨْﻢِ ﺍَﻭْ ﻟِﺠَﺮَﺍﺣَﺔٍ ﻋَﻠَﻰ ﺍﺳَّﺎﻕ ﻏَﺮَﺯَ ﻓِﻴْﻪِ ﺳِﻜَّﻴْﻨًﺎ ﻭَﺻَﻠَﺖْ ﻣُﺤَّﻪُ ﻟَﻢْ ﻳُﻔْﻄِﺮْ ﻷَِﻧَّﻪُ ﻟَﻴْﺲَ ﺑِﺠَﻮْﻑٍ
Orang yang berpuasa dan disuntik, puasanya tidak batal, sebab obat yang dimasukan melalui injeksi itu adalah ke dalam daging dan tidak ke dalam rongga badan. [ Al Mahali, dari Kitab Al Qalyubi juz 2 halaman 56 ]
ﻭَﻟَﻮْ ﻃَﻌَﻦَ ﻧَﻔْﺴَﻪُ ﺍَﻭْ ﻃَﻌَﻨَﻪُ ﻏَﻴْﺮُﻩُ ﺑِﺎِﺫْ ﻧﻪِ ﻓَﻮَﺻَﻞَ ﺍﻟﺴِّﻜِﻴْﻦُ ﺟَﻮْﻓَﻪُ ﺃَﻓْﻄَﺮَ.
-Dan andaikata seorang menikam dirinya sendiri atau orang lain menikam dirinya dengan idzinnya,kemudian pisaunya sampai pada rongga, maka hal itu membatalkan puasanya. [ Qalyubi juz 2 halaman 56 ].
Bapak e Barir :
(إذا تجشأ أحدكم) من الجشإ بالضم وهو صوت مع ريح يخرج من الفم عند الشبع (أو عطس) بفتح الطاء ومضارعه بكسرها وضمها (فلا يرفع) ندبا (بهما الصوت) أي صوته (فإن الشيطان يحب أن يرفع بهما الصوت) فيضحك منه ويهزأ به فيندب خفض صوته لهما قدر الإمكان ويكره الرفع عمدا فإن تأذى بهما أحد اشتدت الكراهة بل قد تحرم
“Bila salah seorang diantara kalian bersendawa (glege’en-java-pent.) atau bersin maka janganlah mengeraskan suaranya karena sesungguhnya syetan suka terhadap suara kerasnya” maka ia mentertawakan dan mengejekmu, karenanya disunahkan sedapat mungkin merendahkan suara dan dimakruhkan mengeraskannya terlebih bila menyakitkan orang lain maka hukumnya sangat makruh bahkan bisa menjadi haram. Sendawa ialah suara disertai bau tidak sedap yang keluar dari mulut akibat kekenyangan. [ Faidh alQadiir I/405 ].
Ngabidin :
Batal jika benda sudah ada di zhahir mulut kemudian ditelan, maka batal. atau mampu untuk dikeluarkan tapi tetap ditelan maka menurut qoul ashoh syafi'iyah batal, sesuai ibarot di atas :
وَلَوِ ابْتَلَعَهَا بَعْدَ وُصُولِهَا إِلَى ظَاهِرِ الْفَمِ، أَفْطَرَ جَزْمًا. وَإِذَا حَصَلَتْ فِي ظَاهِرِ الْفَمِ، يَجِبُ قَطْعُ مَجْرَاهَا إِلَى الْحَلْقِ، وَمَجُّهَا، فَإِنْ تَرَكَهَا مَعَ الْقُدْرَةِ عَلَى ذَلِكَ، فَوَصَلَتْ إِلَى الْجَوْفِ، أَفْطَرَ فِي الأَْصَحِّ، لِتَقْصِيرِهِ، وَفِي قَوْلٍ: لاَ يُفْطِرُ، لأَِنَّهُ لَمْ يَفْعَل شَيْئًا، وَإِنَّمَا أَمْسَكَ عَنِ الْفِعْل.
SantriEmbongan :
Lk taseh teng ilat iku mboten batal. Tapi lk pun di mulut iku batal. Sak paham kulo. Ngapu ten lk klibtu. Ibaroh.e melu
Dari ibarot syafiiyah. Wajib di ludahkan... karna yg sesuatu yg kluar itu dri perut...
Bapak e barir :
كفاية الأخيار الجزء الأول صحـ : 205 مكتبة دار إحياء الكتب
وَلَوْ نَزَلَتْ نُخَامَةٌ مِنْ رَأْسِهِ وَصَارَتْ فَوْقَ الْحُلْقُوْمِ نُظِرَ إِنْ لَمْ يَقْدِرْ عَلَى إِخْرَاجِهَا ثُمَّ نَزَلَتْ إِلَى الْجَوْفِ لَمْ يُفْطِرْ وَإِنْ قَدَرَ عَلَى إِخْرَاجِهَا وَتَرَكَهَا حَتَّى نَزَلَتْ بِنَفْسِهَا أَفْطَرَ أَيْضًا لِتَقْصِيْرِهِ اهـ
Bapak e barir :
Ada 10 hal yang membatalkan puasa menurut kitab Fathul Qorib bab shoum :
أحدها وثانيها (ما وصل عمداً إلى الجوف) المنفتح (أو) غير المنفتح كالوصول من مأمومة إلى (الرأس) والمراد إمساك الصائم عن وصول عين إلى ما يسمى جوفاً (و) الثالث (الحقنة في أحد السبيلين) وهو دواء يحقن به المريض في قبل أو دبر المعبر عنهما في المتن بالسبيلين (و) الرابع (القيء عمداً) فإن لم يتعمد لم يبطل صومه كما سبق. (و) الخامس (الوطء عامداً) في الفرج فلا يفطر الصائم بالجماع ناسياً كما سبق (و) السادس (الإنزال) وهو خروج المني (عن مباشرة) بلا جماع محرماً كان كإخراجه بيده أو غير محرم كإخراجه بيد زوجته أو جاريته واحترز بمباشرة عن خروج المني بالاحتلام فلا إفطار به جزماً (و) السابع إلى آخر العشرة (الحيض والنفاس والجنون والردة) فمتى طرأ شيء منها في أثناء الصوم أبطله
Melayani dengan SAKINAH Solutif Amanah Komitmen Informatif Netral Aman Handal
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kewajiban Qodlo sholat dalam perjalanan / sholat lihurmatil wakti
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokaatuh. Deskripsi Masalah : Pada suatu ketika saya dari surabaya berangkat jam 19:00 dan sampai ke J...
-
_*MENU DASI*_ _*one day three problems*_ Pertanyaan dari: Keluarga DASI :ning rabiah Tema: Judul: *deskripsi masalah* Ditengah-ten...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar